TJILIK Riwut lahir di Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 2 Februari 1918. Ia merupakan keturunan asli Dayak Ngaju.
Melansir MMC Kalteng, Tjilik Riwut mengawali perjuangannya semenjak memasuki dunia jurnalistik pada 1936. Pada 1940, dia menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Pakat yang bernama Suara Pakat. Ia juga bekerja sebagai koresponden Harian Pembangunan dan Harian Pemandangan.
Pada 1942, dia memutuskan untuk bekerjasama dengan militer Jepang dan bertugas sebagai intelejen militer Jepang. Ia menggunakan jabatan itu untuk bergerak memasuki pedalaman Kalimantan serta mendapatkan dukungan dari suku Dayak untuk berjuang dan menyatakan Kalimantan Tengah sebagai bagian dari NKRI.
Tjilik Riwut mendapat kepercayaan untuk berkarier di bidang politik saat Indonesia mulai menjalankan sistem pemerintahan di awal kemerdekaan. Pada 1950, dia menjadi Bupati Kotawaringin Timur dan Bupati Kepala Daerah Swantara Tingkat II Kotawaringin Timur pada tahun 1951 hingga 1956.
Pada 1959 hingga 1967, Tjilik Riwut menjabat sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pertama. Dengan turut terjun langsung dan bekerjasama dengan masyarakat, akhirnya dibangun Pahandut yang kemudian berubah menjadi Palangka Raya. Palangka Raya kemudian dijadikan sebagai ibu kota Kalimantan Tengah.
Selama menjadi Gubernur, Tjilik Riwut menorehkan sejumlah prestasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan pendidikan di Kalimantan Tengah. Dia juga pernah menjadi anggota DPR dan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Angkutan Udara RI memberikan pangkat Laksamana (marsekal) Pertama sebagai tanda kehormatan berkat jasanya di lingkungan AURI dan perjuangannya di Kalimantan Tengah.
Tjilik Riwut juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan di antaranya Gelar Pahlawan Nasional pada 1998. Namanya kemudian diabadikan menjadi salah satu bandara di Palangka Raya.
Follow Berita Okezone di Google News