JAKARTA - Nama Kesultanan Perlak memang masih asing di kalangan masyarakat awam di Indonesia. Tetapi siapa sangka Kesultanan Perlak tercatat sejarah menjadi kerajaan islam pertama di nusantara yang konon sudah ada sejak abad 11.
Hal ini berdasarkan catatan dari pendeta Tionghoa Itsing yang melakukan pelayaran menelusuri wilayah Pulau Sumatera dari India. Konon sebelum menemukan Kerajaan Perlak, Itsing berlayar dari Kedah yang kini menjadi wilayah Malaysia ke arah selatan menuju Pelabuhan Melayu, yang menjadi wilayah dari Kerajaan Sriwijaya.
Pada catatannya pula sebagaimana Prof. Slamet Muljana tulis pada bukunya "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara", pada akhir abad ke-12, di pantai timur Sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak. Nama itu kemudian dijadikan Peureulak, didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persi dan Gujarat, yang menetap di situ sejak awal abad ke-12. Sumber lain menyebut Kerajaan Perlak sudah ada sejak tahun 840 Masehi, atau abad ke-8.
Pendirinya adalah orang Arab keturunan suku Quraisy. Pedagang Arab itu kawin dengan putri pribumi, keturunan raja Perlak. Dari perkawinan itu, ia mendapat seorang putra bernama Sayid Abdul Aziz. Sayid Abdul Aziz adalah sultan atau raja pertama negeri Perlak. Setelah ditabalkan menjadi sultan Perlak, bernama Alaiddin Syah.
Demikianlah ia dikenal sebagai Sultan Alaiddin Syah dari Perlak. Ia memerintah mulai tahun 1161 sampai 1186. Kedatangan pedagang-pedagang asing, yang kemudian membentuk kesultanan Perlak itu, berlangsung sejak tahun 1028. Sebelumnya, Perlak diperintah oleh raja yang bergelar mohrat/meurah/marah, artinya "raja". Sayid Abdul Aziz adalah orang Arab peranakan, keturunan Sayid dari Arab dan putri Marah dari Perlak.
Follow Berita Okezone di Google News