JAKARTA - Pangeran Hanyakrawati merupakan salah satu penguasa Kerajaan Mataram Islam. Sosoknya mungkin tak setenar Sultan Agung atau Panembahan Senopati, tetapi sejarah mencatat semasa pemerintahan Hanyakrawati dihadapkan dengan banyaknya ketidakstabilan secara pemerintahan, politik, dan sosial.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah bermunculan ketidakpuasan di kalangan pejabat istana dan pemberontakan. Masalah utama Hanyakrawati ketika dikukuhkan sebagai raja Mataram menggantikan ayahnya Panembahan Senopati bermunculan sejumlah pemberontakan dari adipati di wilayah kekuasaan Mataram.
Para adipati itu, ada yang masih keluarga atau saudaranya Hanyakrawati. Di antara adipati yang melakukan pemberontakan adalah Pangeran Puger, adipati Demak, sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati Hingga Amangkurat II", dari Peri Mardiyono, pemberontakan Pangeran Puger inilah yang menyebabkan terjadinya perang sipil antara Demak melawan Mataram.
Pemberontakan Pangeran Puger ini terjadi pada 1602. Gerakan Puger dipusatkan di utara Pegunungan Kendeng. Puger sendiri adalah merupakan kakak tiri Hanyakrawati. Sosoknya merupakan putra Panembahan Senopati dari istri selir yang bernama Nyai Adisara.
Pangeran Puger lahir lebih tua dari Hanyakrawati, karenanya dalam status keluarga dia adalah kakak atau saudara Hanyakrawati. Dikarenakan statusnya secara usia lebih tua, maka Puger merasa sebagai pewaris sah dari takhta Mataram meski dirinya lahir dari istri selir.
Selama Panembahan Senopati bertahta, Puger meniti karirnya sebagai perwira tinggi di lingkungan Tentara Nasional Mataram (TNM). Puger banyak terlibat dalam operasi militer ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dilakukan oleh ayahnya.
Dari jasa-jasanya yang lumayan besar selama menjalani karirnya di kemiliteran Mataram, ditambah lagi statusnya sebagai salah seorang pangeran Mataram, Puger merasa layak dan berhak sebagai pewaris tahta. Namun, takdir ternyata berbicara lain, panembahan Senopati melalui wangsit yang diterimanya dari para Mataram memberikan tongkat estafet kepemimpinan Mataram kepada Hanyakrawati, adik tiri Puger.
Keputusan Panembahan Senopati itu di mata Puger dirasa sangat tidak adil. Karenanya, ia pun sakit hati sehingga dirinya tidak sudi lagi hadir di dalam pertemuan kenegaraan. Mengetahui Puger sakit hati karena gagal menjadi raja Mataram, maka Hanyakrawati mengangkat kakak tirinya itu menjadi Adipati Demak.
Follow Berita Okezone di Google News