Share

Kisah Blusukan Bung Karno, Diserbu Ribuan Massa karena Lupa Sedang Menyamar

Tim Okezone, Okezone · Selasa 14 Maret 2023 05:31 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 14 337 2780594 kisah-blusukan-bung-karno-diserbu-ribuan-massa-karena-lupa-sedang-menyamar-JBl7jCm09q.jpeg Soekarno. (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Soekarno ternyata sering blusukan atau turun langsung ke masyarakat selama menjadi Presiden RI. Bahkan, Bung Besar harus menyamar agar keberadaannya tak diketahui warga. Tapi, pernah terjadi Soekarno lupa dirinya tengah menyamar sehingga ketahuan.

Roso Daras dalam buku ‘Total Soekarno’ menceritakan ada kalanya Bung Karno kelupaan dirinya sedang menyamar. Lupa untuk tidak berbicara, atau lupa untuk tidak mengeluarkan suara. Seperti yang terjadi di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, di dekat lokasi pembangunan gudang stasiun.

Waktu itu, spontan saja ia bertanya kepada tukang bangunan, “Dari mana diambil batubata dan bahan konstruksi yang sudah dipancangkan ini?”

Apa yang terjadi setelah Bung Karno bersuara? Belum sempat tukang bangunan menjawab pertanyaan Bung Karno, terdengar seorang perempuan berteriak kencang sekali, “Itu suara Bapak… Ya… suara Bapak!!!… Hee… orang-orang, ini Bapak…. Bapak….!!!!”

Dalam sekejap ratusan, kemudian ribuan orang menyemut mengerubungi Bung Karno. Mereka berebut mendesak, menyalami, memegang, suasana pun menjadi gaduh.

Ajudan segera mengamankan Bung Karno, menyibak kerubungan massa, memasukkannya ke dalam mobil, dan menghilang.

Dalam biografinya "Soekarno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia "karya Cindy Adams, ia mengatakan, sering merasa lemas, napas seakan berhenti apabila tidak bisa keluar Istana dan bersatu dengan rakyat-jelata yang melahirkannya.

Karena itu pula, Soekarno tak jarang keluar Istana seorang diri, ada kalanya dikawal seorang ajudan berpakaian preman.

Bagaimana ia menyamar? Menurut Bung Karno, tidak terlalu sulit. Sebab, rakyat kebanyakan sangat lekat dengan penampilan Bung Karno khas dengan baju seragam dan peci hitam.

Maka, ketika Bung Karno berganti pakaian, memakai sandal, pantalon, atau hanya berkemeja, lalu mengenakan kacamata berbingkai tanduk, rupa Bung Karno sudah beda sama sekali.

Follow Berita Okezone di Google News

Dengan cara itu, Bung Karno bisa leluasa masuk-keluar pasar tanpa dikenali orang. Ia merasa kepunyaan rakyat, karenanya menjadi lebih nyaman bila berada di tengah rakyat.

Perasaan Bung Karno langsung tenteram jika mendengar percakapan riuh orang-orang.

Bung Karno menyimak rakyat bergunjing, rakyat bergosip, rakyat berdebat, rakyat berkelakar, rakyat bercumbu-kasih. Pada saat itulah Bung Karno merasakan sebuah kekuatan merasuk, mengaliri seluruh pembuluh darah.

Dari satu tempat ke tempat lain, sesekali bahkan Bung Karno berhenti di pinggir jalan, memesan sate ayam yang disajikan menggunakan pincuk dan pisang, dan memakannya sambil duduk di trotoar. Saat-saat seperti itulah Bung Karno merasakan kesenangan luar biasa.

*Tulisan ini adalah karya almarhum Doddy Handoko. Ditayangkan untuk mengenang beliau yang merupakan penulis Okezone.com 

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini