JAKARTA - Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur diketahui kerap melontarkan humor. Humor ini biasanya mampu membuat orang tertawa terbahak-bahak sekaligus meredakan ketegangan politik pada kala itu.
Salah satunya adalah cuplikan humor atau anekdot Gus Dur yang diambil dari situs NU Online dan buku Kumpulan Humor Gus Dur.
Alkisah, saat berkunjung ke Malang, Presiden Gus Dur bersama rombongan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma. Gus Dur siap disambut oleh beberapa pasukan Banser di bandara tujuan.
Mereka pun berkoordinasi satu sama lain dengan menggunakan handy talky (HT). Ketika rombongan mulai mendekati bandara Abdurrahman Saleh, Malang, seorang komandan Banser meminta laporan kepada salah satu petugas di lapangan melalui HT.
“Halo, halo, roger, mohon laporannya segera, ganti!, ujarnya.
“Roger! Lapor komandan, rombongan Presiden Abdurrahman Saleh mulai mendarat di Bandara Abdurrahman Wahid!” katanya agak gugup.
Kisah lain terjadi saat Gus Dur usai menghadiri Forum Konsolidasi Pemenangan Pilkada Langsung dan Pemilu 2009 di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Semarang. Usai menghadiri acara itu, Gus Dur didesak wartawan agar memberikan komentar terkait kemelut PKB pasca Muktamar II.
Follow Berita Okezone di Google News
“Bagaimana Gus tanggapannya?” desak wartawan.
Namun, Gus Dur yang sudah hapal kelakuan pers menjawab,
"Sudah tidak perlu saya tanggapi. Kalau saya ngomong, sama saja dengan menanggapi,” Gus Dur dengan lihai berkelit.
Namun wartawan tak pernah patah semangat. Mereka terus mendekati Gus Dur yang juga merangkap sebagai Ketua Dewan Syura PKB ini.
“Ayo Gus tanggapannya?”desak mereka.
Gus Dur menyerah dan akhirnya menjawab pertanyaan itu.
“Memangnya ini tanggapan (pertunjukan). Tanggapan itu ludruk atau wayang," kata Gus Dur santai. Wartawan pun kecele.
Humor lain juga dikisahkan saat pejabat Indonesia dinilai narsis dan riya.
“Pejabat Indonesia ini narsis dan riya' (memperlihatkan ibadahnya kepada umum),” kata Gus Dur suatu ketika.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.
Gus Dur menceritakan si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji.
“You like salad, madame?,” tanya si pramusaji itu.
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, dzuhur, asyar, maghrib and isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
Sontak saja cerita Gus Dur ini membuat orang tertawa terbahak-bahak.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.