Share

Kegagalan Pemerintahan Nilakendra Bikin Kerajaan Pajajaran Diserang Sana-Sini

Tim Okezone, Okezone · Senin 27 Februari 2023 07:02 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 26 337 2771701 kegagalan-pemerintahan-nilakendra-bikin-kerajaan-pajajaran-diserang-sana-sini-DHF8U2syRA.png Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

KERAJAAN Pajajaran mulai membangun sejumlah infrastruktur secara fisik demi menarik pandangan mata pada masa pemerintahan Prabu Nilakendra. Sejumlah taman di depan keraton dibangun. Keraton juga direkonstruksi ulang dengan memiliki tiang 17 buah. Tembok-tembok istana dengan ukiran bermacam-macam juga berdiri.

Sayang, pembangunan infrastruktur itu tak dibarengi dengan penguatan keamanan. Padahal raja sebelumnya Ratu Sakti terkenal amat memperhatikan keamanan dan kestabilan internal wilayah kerajaan.

Seharusnya Nilakendra tahu bahwa Pajajaran mengalami kemerosotan signifikan, salah satunya karena faktor keamanan. Pasca Prabu Siliwangi memerintah, wilayah Pajajaran semakin sering diganggu keamanannya oleh musuh.

Dikutip dari buku “Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquenne, di masa zaman Nilakendra, musuh-musuh kerajaan sudah mulai mendekat ke dalam keraton. Masyarakat Sunda sudah banyak yang membangkang, mulai pemerintahan, pemuka agama, hingga raja mereka di daerah kekuasaan Pajajaran. 

Baca juga: Di Bawah Kekuasaan Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran Punya 3 Pasukan Elite

Pakuan juga tidak memperhatikan lagi keadaan masyarakat. Prinsip ‘nyatu tampa ponyo, nginum twak tamba hanaang’ atau ‘makan sekedar lapar, minum menghilangkan dahaga’ sudah tidak lagi ada. Namun justru yang terjdai adalah ‘wong huma darpa mamangan, Tan igar yan yan pepelekan’ yang berarti ‘para petani merasa kurang makanan, tidak merasa senang bila tidak bertanam sesuatu’.

Di masa pemerintahan Nilakendra, ditemukan banyak rakyat mulai frustasi. Mereka takut sewaktu-waktu ada musuh datang menyerang, sedangkan kerajaan tidak pernah memperhatikan keadaan rakyat. Sejauh ini yang diperhatikan pihak keraton hanya masalah Cirebon dan Banten.

Padahal selain itu, banyak musuh - musuh yang datang, seperti preman, copet, penipu, maling dan lain sebagainya. Pada keadaan seperti ini, konon dikisahkan datang pasukan "tambuh sangkane" dari Banten menyerbu Pakuan, ibu kota Kerajaan Pajajaran.

Follow Berita Okezone di Google News

Naskah Carita Parahyangan menceritakan bagaimana akhirnya Prabu Nilakendra ini kalah perang, sejak saat itulah ia terpaksa melarikan diri dari keraton. Ia beserta rombongan dan para pengiringnya mengungsi ke daerah Sukabumi selatan.

Ketika ada penyerangan dari Banten, rakyat mengamankan diri sendiri. Mereka banyak mengungsi dari pelosok kota, yang sekiranya tidak terjangkau oleh prajurit Banten. Sebagian lagi melarikan diri ke Pulasari.

Para abdi negara sebagian banyak masih di keraton, tetapi ada juga yang kembali ke negara di bawahan Pajajaran. Menurut carita pantun disebutkan, di Pakuan masih terdapat orang-orang pengawal raja yang disebut Bareusan Panganginan. Konon terdapat tiga orang senopati yang mengendalikan Pajajaran di antaranya yaitu Demang Haurtangtu, Puun Buluh Pananjung, dan Guru Alas Lintang Kedesan.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini