JAKARTA - Pramodhawardani, konon menjadi raja perempuan pertama di Kerajaan Mataram Kuno. Sosok Pramodhawardani disebut para sejarawan merupakan putri Samaratungga atau Samaragwira.
Sosok Pramodhawardani ditemukan pada Prasasti Kayumwungan merupakan anak cucu Samaragwira dan cicit Dyah Dharanendra yang semuanya dari Dinasti Sailendra, raja - raja pemeluk agama Buddha, sebagaimana dikutip dari buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" tulisan Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad.
Sebagai putri Samaratungga, Pramodhawardani memiliki hubungan dengan Balaputradewa, raja Sriwijaya. Namun hubungan mereka sebagai saudara kandung atau paman dan keponakan masih dalam perdebatan para sejarawan salah satunya antara Krom dengan Slamet Muljana.
 BACA JUGA:Kudeta dari Mpu Sindok Akhiri Era Dinasti Sanjaya di Mataram Kuno
Menurut Krom, Pramodhawardani yang merupakan putri Samaratungga itu dianggap sebagai saudara Balaputradewa. Mengingat Samaratungga oleh Krom diidentikkan dengan Samaragwira. Pandangan Krom didukung oleh de Casparis.
Dimana menurut De Casparis yang mengacu pada Prasasti Wantil pada 856, telah terjadi perang saudara antara Pramodhawardani dengan Balaputradewa. Dikarenakan mendapat dukungan dari Mpu Manuku Rakai Pikatan, Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya.
Di sanalah Balaputradewa menjadi raja, Prasasti Shivaghra atau Prasasti Wantil yang dijadikan pedoman teori de Casparis tersebut menyebut tentang adanya peperangan antara Rakai Pikatan melawan seorang musuh yang tersembunyi di dalam benteng timbunan batu. Pada prasasti tersebut disebut nama Walaputra yang ditafsirkan sebagai Balaputradewa.
 BACA JUGA: Misteri Kutukan di Mataram Kuno yang Konon Berujung Letusan Gunung Merapi
Sementara Slamet Muljana, mengacu pada Prasasti Kayumwungan mengemukakan bahwa Balaputradewa bukan saudara Pramodhawardani. Mengingat di prasasti tersebut dinyatakan Samaratungga hanya memiliki seorang anak perempuan yakni Pramodhawardani.
Follow Berita Okezone di Google News