JAKARTA -Cikal bakal pasukan baret ungu Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan dibahas lengkap dalam artikel ini.
Berawal dari dibentuknya Corps Mariniers (CM), pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal. Corps Mariniers ini dibentuk awalnya sebagai āpendidikanā para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI, agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.
Saat itu, instruktur Corps Mariniers banyak berasal dari lulusan sekolah pelayaran. Tapi setidaknya ada satu di antara mereka yang pernah mengenyam pendidikan tempur di darat.
Melansir buku āHartono: Jenderal Marinir di Tengah Praharaā karya Petrik Matanasi, salah satu instruktur yang punya pengalaman pendidikan pertempuran di darat itu adalah Tatang Rusmaja. Seorang jebolan PETA (Pembela Tanah Air).
(Baca juga: Perwira Marinir Hamili Selingkuhan, Hijaber Cantik Ini Minta Suaminya Dipecat dari TNI)
Dia melatih bukan hanya para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut.
Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI ini banyak dikenal sebagai āALRI Gunungā karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut. Tapi mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya.
Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.
Namun saat revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi yang namanya āRe-Raā alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu karena Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal ini sudah banyak pengalaman tempur di darat, maka pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.
Corps Mariniers selanjutnya dileburkan ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalion. Sedangkan tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil.
Follow Berita Okezone di Google News