JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kasus Wanaartha, Indosurya hingga ASABRI ditindak dengan tegas.
"Penegakan hukum tadi sama presiden gak usah nunggu arahan baru dari presiden. Kalau penegakan hukum setegas tegasnya terhadap Wanaartha, Indosurya, dan lain lain. ASABRI dan Garuda yang mungkin masih berlanjut dengan banding," kata Menko Polhukam Mahfud MD di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2/2023).
 BACA JUGA:Jokowi Sindir Kasus Asabri hingga Indosurya: Rakyat Hanya Minta Duitnya Balik
Menurut Mahfud MD, ketegasan perlu dilakukan oleh para penegak hukum. Sehingga, masyarakat bisa melihat bahwa pemerintah serius dalam memberantas kasus penipuan investasi tersebut.
"Pak presiden meminta itu agar itu di lakukan dengan tegas. Dan harus kita tunjukan kepada publik bahwa kita sungguh-sungguh memberantas itu," kata Mahfud.
BACA JUGA:Bos KSP Indosurya Hormati Upaya Kasasi Jaksa atas Putusan Lepas PN JakbarÂ
Kendati Mahfud mengingatkan, memberantas korupsi dan menegakan hukum tidak bisa cepat seperti orang melakukan kejahatan.
"Kalau orang melakukan kejahatan bentar saja. Saudara nipu nulis angka Rp150 miliar menjadi Rp15 triliun itu gampang 1 menit jadi tapi untuk menyelesaikan seperti itu, perlu dipanggil dulu saksi mana dokumennya itu supaya bisa dipahami juga mengapa penegakan hukum agak lambat. Karena untuk menegakan hukum itu perlu prosedural dan waktu," kata Mahfud.
Follow Berita Okezone di Google News
"Tapi penjahatnya itu melakukan itu dalam sekejap. kalau dipanggil hari ini tidak datang kan tidak bisa langsung ditangkap. Panggil kedua gak datang baru diambil itu prosedur hukum. Orang jahat gak perlu prosedur hukum sedangkan kita perlu. Makanya lambat lambat," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menyindir sejumlah kasus jasa keuangan. Mulai dari kasus ASABRI, Jiwasraya hingga Indosurya.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2023, hari ini, Senin.
"Saya minta betul-betul urusan asuransi utamanya pinjol, investasi dilihat betul. Jangan sampai kejadian yang sudah-sudah Asabri, Jiwasraya Rp17 triliun, Rp23 triliun. Ada lagi Indosurya, ada lagi Wanaartha. Sampai hafal saya itu karena baca. (Juga) Unit link," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengaku banyak mendapatkan keluhan masyarakat terkait beberapa kasus tersebut. Bahkan, masyarakat hanya meminta uangnya kembali.
"Ini harus mikro-mikro satu-satu diikuti karena rakyat, yang nangis itu rakyat. Rakyat itu hanya minta satu duit saya balik, uang saya balik. Karena waktu saya ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis cerita juga kena itu," kata Jokowi.
"Waktu di Imlek juga sama nangis-nangis itu juga. Di Surabaya nangis-nangis itu juga. Hati-hati semuanya yang namanya pengawasan harus lebih diintensifkan," pungkasnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.