JAKARTA – Tim pengacara Richard Eliezer atau Bharada E meminta pada hakim untuk membebaskan kliennya dari segala tuntutan Jaksa. Permintaan itu disampaikan dalam sidang dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan agenda pembacaan duplik.
"Setelah kami menguraikan seluruh dalil dalam duplik ini, Tim Penasehat Hukum terdakwa tetap berpegang teguh pada nota pembelaan atau pleidoi yang telah kami bacakan pada hari Rabu, tanggal 25 Januari 2023. Oleh karenanya, dalil-dalil yang dikemukakan penuntut umum dalam replik haruslah dikesampingkan," ujar pengacara Bharada E, Ronny Talapessy di persidangan, Kamis (2/2/2023).
Ronny menganggap dalil Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam replik tak berdasarkan hukum dan tidak memiliki argumentasi yuridis yang kuat. Untuk itu, pihaknya memohon pada Majelis Hakim menolak replik JPU.
"Mengabulkan nota pembelaan kami yang amarnya, pertama menyatakan perbuatan yang dilakukan terdakwa Richard Eliezer tidak dapat di pidana karena terdapat alasan penghapus pidana. Kedua, menyatakan terdakwa lepas dari segala tuntutan hukum," ucap Ronny.
Baca juga:Â Usai Sidang Duplik, Bharada E Bakal Divonis pada 15 Februari 2023
Ketiga, lanjutnya, memerintahkan terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan dibacakan. Keempat, memulihkan hak-hak Bharada E dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, tim pengacara pun memohon hakim memberikan putusan yang seadil-adilnya.
Adapun dalam dupliknya tersebut, tim pengacara Bharada E membahas tanggapannya terkait replik Jaksa. Di antaranya, Bharada E sejatinya telah memenuhi persyaratan sebagai saksi pelaku yang mendapatkan perlindungan LPSK sehingga berstatus Justice Collaborator.
Selanjutnya juga membahas tentang LPSK yang telah mengirimkan surat rekomendasi untuk memberikan keringanan penjatuhan pidana sebagai bentuk penghargaan atas kesaksiannya yang berkontribusi signifikan dalam pengungkapan perkara selaku saksi pelaku atau Justice Collaborator.
Follow Berita Okezone di Google News