Share

Kisah Soemitro Jadi Jenderal TNI Berawal dari Main Jailangkung

Tim Okezone, Okezone · Rabu 01 Februari 2023 06:28 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 31 337 2756621 kisah-soemitro-jadi-jenderal-tni-berawal-dari-main-jailangkung-T6gH5K8yGL.jpg Jenderal TNI Soemitro (Foto: Wikipedia)

JAKARTA - Kisah Jenderal TNI (Purn) Soemitro Sastrodihardjo di luar nalar, namun menarik disimak. Ia menceritakan kisahnya terjun menjadi tentara.

Awalnya, pria kelahiran Sebaung, Gending, Probolinggo, Jawa Timur pada 13 Januari 1927 itu memiliki cita-cita menjadi insinyur. Saat usianya menginjak 15 tahun, dirinya bermain jailangkung.

Dengan alasan ā€˜petunjuk jailangkung’, cita-citanya seketika berubah ingin menjadi tentara. Saat itu, dirinya main jailangkung bersama temannya, Gatot Supangkat di Surabaya.

Saat itu, situasi di Tanah Air tengah digempur tentara Jepang. Soemitro yang bermain jailangkung pun melontarkan pertanyaan pertamanya yakni:

"Besok saya akan jadi apa?ā€ tanpa diduga jailangkung tersebut menjawab dengan menunjuk huruf M, A, J, O, R.

"Namanya garis hidup, saya betul-betul jadi tentara," kata Soemitro dalam buku Soemitro: dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib karya Ramadhan K. H.

BACA JUGA:Sertijab 6 Jabatan Strategis TNI AD, Dudung: Amanah Ini Harus Dipertanggungjawabkan ke Rakyat!Ā 

Follow Berita Okezone di Google News

Seiring waktu berjalan, Soemitro akhirnya bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) yang dibentuk Jepang. Ia dikenal nakal saat mengikuti pendidikan perwira PETA di Bogor.Ā 

Soemitro kerap sering keluar pagar asrama untuk mencari makan dan mencuri makanan di dapur atau di kamar instruktur. Hingga suatu malam, Soemitro beserta dua orang rekannya, yaitu Sukaryadi dan Ponidi keluar asrama untuk mencari makan.

Namun, Sukaryadi tertangkap oleh Yanagawa, seorang komandan pendidikan perwira PETA. Sementara Soemitro dan Ponidi berhasil kembali ke asrama.

Sukaryadi pun mendapat hukuman harus melakukan saseng (bersila) selama satu minggu. Kemudian, pada siang harinya ia harus melakukan bela diri menggunakan pedang kayu (kendo), dan bela diri menggunakan bayonet (juken jutsu).

Sukaryadi yang solidaritas terhadap temannya memilih bungkam saat ditanya siapa dua orang kawannya yang keluar bersamanya. Ia selalu mengatakan tidak tahu, bahkan nekat mengatakan mungkin kedua orang tersebut berasal dari kesatuan lain.

Soemitro pun respek dan berutang budi kepada kawannya itu. Sebab, jika Sukaryadi menyebut nama Soemitro dan Ponidi, tentunya mereka bertiga akan dikeluarkan dan Soemitro pun tidak akan menjadi jenderal.

ā€œSaya respek sama dia dan berutang budi. Umpama dia menyebut nama kita berdua (Ponidi dan saya), tentu kita bertiga akan dikeluarkan dan saya tidak akan jadi jenderalā€ ucap Soemitro.

Karir militer Soemitro cukup moncer. Soemitro berhasil menjadi jenderal dengan jabatan di berbagai posisi. Bahkan, melampaui petunjuk jailangkung yang menyebutnya hanya sampai berpangkat mayor.

Sederet jabatan penting diembannya, dari mulai Pangdam V Brawijaya, Pangdam VI/Mulawarman di Kalimantan, hingga Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib). Soemitro pun menjadi salah satu jenderal yang cukup disegani di masanya.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini