Share

Peran Besar Inggit Ganarsih dalam Jatuh Bangun Perjuangan Soekarno

Andhika Shaputra, Okezone · Selasa 31 Januari 2023 06:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 31 337 2756072 peran-besar-inggit-ganarsih-dalam-jatuh-bangun-perjuangan-soekarno-zoEGd66PsP.jpg Inggit Garnasih/Foto: Perpusnas

JAKARTA - Peran Inggit Garnasih begitu besar dalam kehidupan Soekarno. Kala mengalami kesulitan ekonomi, termasuk saat Bung Besar dibuang ke Ende, Flores pada 1934 dan Bengkulu 1938, Inggit setia menemani.

Inggit selalu bisa membesarkan hati suaminya, memberikan dorongan semangat dan membagi suka duka.

 BACA JUGA:Aksi Heroik Karyawan Minimarket Gagalkan Perampokan di Tangsel

Malangnya, pernikahan mereka tidak dikaruniai seorang anak, sehingga mereka mengangkat dua orang anak, yaitu Ratna Djuami dan Kartika.

Pada 1934-1938, Soekarno dan keluarganya yaitu Ibu Amsi, Inggit Garnasih dan Ratna Djuami, diasingkan di Pulau Bunga.

 BACA JUGA:BMKG: Jaksel dan Jaktim Akan Diguyur Hujan pada Siang Hari

Mereka pun kala itu dikucilkan oleh orang-orang yang mengenalnya, namun enggan berurusan dengan polisi kolonial Belanda. Selain itu, Kaki Soekarno hanya diperbolehkan melangkah dalam radius lima kilometer dari rumah pembuangannya.

Seorang polisi berpakaian preman akan berada pada jarak 60 meter dekat dengan Soekarno. Ke mana pun ia pergi, polisi itu selalu membayanginya.

Soekarno sangat tersiksa dan kerinduan akan Pulau Jawa menghantam dada dan kepalanya. Sekali pun begitu, sebagai pimpinan keluarga, tak sekali pun ekspresi duka ia tampakkan di hadapan keluarganya.

Ketegarannya semakin terkikis ketika Ibu Amsi meninggal dunia di atas pangkuannya. Wafatnya Ibu Amsi adalah peristiwa yang sangat memilukan.

Pada suatu malam, Ibu Amsi pergi untuk beristirahat dan tidur. Pada esok paginya, Soekarno menyadari bahwa ia tidak bangun-bangun.

Follow Berita Okezone di Google News

Khawatir dengan itu, Soekarno kemudian mengguncang-guncang tubuh Ibu Amsi dengan keras. Namun, pada 12 Oktober 1935, setelah lima hari tertidur, Ibu Amsi dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan belum sadar.

Duka begitu mendalam, sebagai sang anak, Soekarno membawa jenazah Ibu Amsi ke pemakaman. la membangun dinding kuburan dengan batu-tembok.

Selain itu, Soeakrno juga mencari batu sungai, lalu memotong dan mengasahnya untuk dijadikan batu nisan di pusara Ibu Amsi.

Dada Soekarno semakin sesak saat ia bersama Inggit dan Ratna Djuami, dan ditemani beberapa warga setempat. Ia berjalan menapaki jalan sempit menuju pemakaman yang jauh di dalam hutan.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini