JAKARTA โ Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata.
Terdapat empat jenderal TNI yang merupakan tokoh penting dalam penjaga kedaulatan bangsa. Berikut ini daftarnya dilansir Okezone dari beragam sumber, Senin (30/1/2023).
1.Jenderal Soedirman
Jenderal Besar TNI (Anumerta) Soedirman merupakan salah satu tokoh besar tanah air. Dilansir dari situs resmi Pusat Sejarah TNI, Soedirman dianugerahi Pangkat Kehormatan Jenderal Besar TNI pada 30 September 1997. Disebutkan, penganugerahan Pangkat Jenderal Berbintang Lima ini adalah sebuah peristiwa yang sangat istimewa. Karena, hanya diberikan kepada prajurit yang sangat berjasa kepada bangsa dan negara.
Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Jenderal oleh presiden Soekarno pada 18 Desember 1945. TKR sendiri kemudian berganti nama menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) pada 24 Januari 1946.
Berbicara tentang Soedirman, maka masyarakat akan diingatkan tentang kisah gerilyanya selama 7 bulan demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, ia tengah berada dalam kondisi sakit hingga harus ditandu anak buahnya. Setelah berjibaku berbulan-bulan, perang antara TNI dan rakyat melawan tentara Belanda itu berhasil menciutkan nyali pasukan Belanda hingga mundur. Soedirman menghembuskan nafas terakhir pada 29 Januari 1950 karena kondisi kesehatannya yang sangat memburuk.
2. Jenderal A.H Nasution
Abdul Haris Nasution lahir di Tapanuli Selatan pada 3 Desember 1918. Ia mulai tertarik pada bidang militer dan mengikuti pendidikan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) atau KNIL di Bandung pada 1940-1942.
Di tubuh TNI AD, Nasution terkenal sebagai seorang pemikir dan konseptor ulung. Menurut Pusat Sejarah TNI, Nasution memiliki beberapa gagasan dalam rangka pembangunan TNI. Diantaranya adalah konseptor perang gerilya, konseptor operasi penumpasan PKI Madiun 1948, memimpin MBKD (Markas Besar Komando Djawa) pada masa agresi militer II Belanda, pemerkasa politik โKembali ke UUD 1945โ, dan perumus Konsepsi Jalan Tengah.
Nasution juga berperan dalam pembebasan Irian Barat dengan menasionalisasikan perusahaan-perusahaan Belanda sebagai langkah awalnya. Karena kemampuannya yang luar biasa itulah, Nasution mendapat penghargaan dari beberapa universitas. Gelar Doktor diterimanya dari Universitas Padjadajaran dan Universitas Islam Sumatera Utara. Sementara itu, gelar Doktor Causa dalam bidang Politik Ketatanegaraan didapatnya dari Filipina.
Dalam peristiwa pemberontakan G30S/PKI, Nasution berhasil lolos dari kejaran Tjakrabirawa. Ia adalah target yang paling diincar, sebab paling lantang menolak masuknya paham komunisme di tubuh TNI AD dan menolak para petani dipersenjatai.
Penganugerahan pangkat Jenderal Besar TNI diterimanya pada 30 September 1997 dan tertuang dalam Keppres No.46/ABRI/1997. Ia wafat 3 tahun setelahnya, yakni pada 6 September 2000 karena sakit.
Follow Berita Okezone di Google News