MANADO - Bencana alam tanah longsor dan banjir di Kota Manado, Sulawei Utara, memakan korban jiwa. Hingga hari ini korban terus bertambah. Berikut fakta-fakta terkait dengan banjir dan tanah longsor yang melanda Mando.
 BACA JUGA:Neng Ayu Ternyata Belum Tahu Ibunya Tewas Diracun Wowon Cs
1. Korban jiwa menjadi 5 orang
Tercatat lima orang meninggal dunia dalam bencana tersebut. Dari data yang berhasil dihimpun, empat orang meninggal akibat tanah longsor dan satu orang lainnya meninggal akibat banjir.
Korban meninggal akibat tanah longsor di Kairagi weru lingkungan 2, Kec. Paal Dua yakni Stansye Tomas sekeon (70), Jemmy Moniaga (56), Magdalena Soda (67) dan Frizenli Arabaan (8).
 BACA JUGA:Foto-Foto TGB Zainul Majdi Ngaji Kitab Hadis dengan Abuya Muhtadi
Sedangkan korban meninggal akibat banjir terjadi di Kelurahan Pandu Lingkungan 3, Kecamatan Bunaken atas nama Agus Manumpil (62).
2. Banjir disebabkan curah hujan tinggi
Banjir dan longsor di Manado disebabkan bencana hidrometeorologi basah pada Jumat (27/1/2023). Banjir terjadi setelah guyuran hujan lebat yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan debit air Sungai Tondano meluap.
Banjir di beberapa titik tidak dapat dihindari sehingga puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80 hingga 300 cm. Wilayah yang terendam banjir terjadi di lima kecamatan meliputi Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang dan Singkil.
3. Longsor landa 6 wilayah
Tanah longsor melanda enam wilayah kecamatan. Titik-tiitk longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea dan Tuminting. Sampai saat ini hujan masih terus terjadi di lokasi bencana.
Hingga petang ini, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain masih melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan penilaian kebutuhan. Meskipun BPBD telah mendata keluarga terdampak, belum ada informasi mengenai pos pengungsian yang diaktifkan.
Follow Berita Okezone di Google News