KERAJAAN Majapahit konon pernah dibuat cemas dengan gerakan dakwah yang dilakukan Sunan Giri. Apalagi Islam begitu mudah tersebar di Pulau Jawa. Banyak yang belajar ke Sunan Giri hingga akhirnya memeluk agama Islam.
Hal ini tampaknya membuat raja Majapahit Prabu Brawijaya ketakutan. Sang raja takut kalau Sunan Giri kemudian hari akan memberontak kepada Majapahit. Dari sanalah Prabu Brawijaya memerintahkan untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan kepada Sunan Giri.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara - Negara Islam di Nusantara" tulisan Slamet Muljana, konon Gajah Mada pun mendapat tugas dari Prabu Brawijaya.
Gajah Mada diperintahkan mempersiapkan diri untuk menyerbu tempat bersemayam Sunan Giri.
Di sisi lain, pengikut Sunan Giri telah bertekad menjalankan perang sabil dalam menghadapi tentara Majapahit. Saat menghadapi tentara Majapahit, banyak dari pengikut Sunan Giri yang luka parah. Pengikut lainnya yang masih hidup pun akhirnya dibuat lari kocar-kacir oleh Majapahit.
Pengikut Sunan Giri kemudian menghadap untuk melaporkan kejadian yang sesungguhnya dialami. Mendengar laporan itu, Sunan Giri merasa sedih hatinya. ia segera menulis kalam atau pena yang diletakkan lalu berdoa kepada Allah.
Sang waliullah ini keluar menghadap tentara Majapahit hanya dengan senjata sebuah pena yang dipegang di tangannya. Lantas Sunan Giri mengamuk layaknya siluman, tidak terlihat oleh siapa pun, membiarkan para prajurit menerjang pada pemimpinnya.
Amukan Sunan Giri dengan hanya membawa sebuah pena atau pulpen ini cukup aneh dan menarik. Pasalnya banyak di antara para pemimpin tentara dan pasukannya terkena tikam dan mati terbunuh di medan perang. Prajurit Majapahit pun balik kebingungan yang menghadapi Sunan Giri seorang diri dengan hanya membawa sebuah pulpen.
Follow Berita Okezone di Google News