Share

Antisipasi Karhutla, BNPB: Kita Akan Berada di Tahun Terpanas dalam 20 Tahun Terakhir

Angga Rosa, MNC Portal · Kamis 26 Januari 2023 04:01 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 26 337 2753154 antisipasi-karhutla-bnpb-kita-akan-berada-di-tahun-terpanas-dalam-20-tahun-terakhir-5CTLZ0kwKd.jpg Ilustrasi karhutla (Foto: Dok Okezone)

SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai kebakaran lahan dan hutan (karhutla) pada fase kering pada 2023. Untuk itu, berbagai langkah terus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.

BNPB mencatat, sejauh ini sudah terjadi beberapa kejadian karhutla di di Aceh dan Kalimantan Tengah. Padahal, saat ini curah hujan masih tinggi.

"Saat ini, kita semua masih dalam puncak musim hujan. Banjir juga masih melanda sebagian wilayah Indonesia. Tapi di Aceh dan Kalimantan, ada kejadian kebakaran," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu (25/1/2023).

BACA JUGA: Jelang Musim Kemarau Kering, BNPB Pantau Enam Provinsi yang Rentan Alami Karhutla 

Menurutnya, adanya dua kejadian bencana tersebut membutuhkan penanganan serius ini. Karena itu, BNPB terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menentukan langkah dan penanganan.

Pemerintah daerah, kata dia, harus mempersiapkan antisipasi dua jenis bencana yang berbeda. Yakni banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan serta lahan.

"Kalau misalkan kita bicara antisipasi bencana banjir, untuk mengantisipasinya bisa kita lakukan dengan teknologi modifikasi cuaca," ujarnya.

BACA JUGA: Padamkan Karhutla, BPBD Riau Kerahkan Dua Helikopter 

Baca Juga: Ketahui Kerugian Membeli Mobil Bekas Banjir

Follow Berita Okezone di Google News

Sedangkan ketika berbicara karhutla, awannya didorong supaya turun hujan di situ (lokasi karhutla). "Kalau dua-duanya terjadi, ini kan cukup sulit untuk bisa menanggulangi secara bersamaan. Ini tantangan sendiri," tuturnya.

Dia menyatakan, frekuensi kejadian karhutla frekuensinya mulai naik. Ini menunjukan bahwa hidrometerologi basah sudah mulai terimbangi atau mulai terbagi.

Berdasarkan prakiraan cuaca, pada 2023 di Indonesia akan mengalami fase kering lebih lama dari tahun lalu. Sehingga di beberapa daerah di Indonesia rawan kekeringan serta karhutla.

"Mungkin kita akan berada pada salah satu tahun terpanas dalam 20 tahun terakhir. Kalau kita bicara tahun terpanas, pasti efeknya ke kita yaitu kekeringan. Namun, kita tetap harus melakukan langkah pengendalian kekeringan dan banjir. Sebab, meski kita nanti berada pada fase kering, pasti ada daerah yang terjadi banjir," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini