Share

Mengenal Mahapati, Pejabat Licik Majapahit yang Tewas karena Fitnahnya Sendiri

Avirista Midaada, Okezone · Rabu 18 Januari 2023 06:41 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 18 337 2748310 mengenal-mahapati-pejabat-licik-majapahit-yang-tewas-karena-fitnahnya-sendiri-2tu1OttuX8.jpg Ilustrasi (Foto : Istimewa)

SOSOK misterius bernama Mahapati memang membuat kondisi internal istana Kerajaan Majapahit tak stabil. Banyak pertikaian dan pemberontakan yang berawal dari fitnah dan hasutannya. Bahkan sosoknya pernah memfitnah Mahapatih Majapahit Mpu Nambi. Konon pertikaian itu membuat sang mahapatih itu harus lengser saat pulang kampung ke Lumajang kala sang ayahnya Arya Wiraraja, meninggal dunia.

Sosok ini memang digambarkan secara kompak baik di Kakawin Pararaton dan Kidung Sorandaka menyebut Mahapati ini sebagai pemfitnah yang pandai mengadu domba. Sosok Mahapati ini dijelaskan begitu mahir mengadu kawan - kawan karib raja di awal pemerintahan Raden Wijaya atau yang dijuluki juga Kertarajasa.

Prof. Slamet Muljana pada "Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit", menjelaslan bagaimana kelicikan Mahapati tak hanya terjadi di masa Jayanagara saja, tapi sudah ada sejak era Raden Wijaya berkuasa. Tokoh Mahapati sebagai pemfitnah yang pandai mengadu domba kawan-kawan karib raja Kertarajasa pada awal pemerintahan kerajaan Majapahit.

Tokoh Mahapati tampil ke muka pada pemberontakan Rangga Lawe. Pada Kidung Rangga Lawe, nama Mahapati tidak disebut. Pada pokoknya ia ingin menjadi patih amangku bumi. Untuk mencapai tujuan itu, ia menjalankan segala macam fitnah terhadap orang-orang kuat Majapahit.

Jika mereka satu demi satu telah jatuh, maka sudah dirintis jalan yang menuju jabatan patih amangku bumi. Dalam peristiwa pemberontakan Rangga Lawe, ia mendapatkan alasan untuk menyingkirkan Lembu Sora.

Sebab Lembu Sora membunuh Kebo Anabrang yang membinasakan Rangga Lawe, maka ia menyiarkan berita bahwa Sora harus dihukum mati, sesuai dengan bunyi undang- undang pidana dalam Kutâramânawa : barang siapa membunuh, harus dijatuhi hukuman mati. Jika Sora telah berhasil disingkirkan, ia mulai dengan mengutik-utik kesalahan Nambi.

Justru Nambi itulah yang jadi sasaran utama dari siasatnya. Nambi pun akhirnya jatuh pula. Bersama Nambi, masih banyak lagi pejuang-pejuang Majapahit dalam perlawanan menentang tentara Kediri dan tentara Tartar pada zaman akhir kerajaan Singasari dan awal pembentukan kerajaan Majapahit.

Boleh dikatakan, akibat fitnah dan adu domba Mahapati itu, banyak orang kuat Majapahit musnah. Namun, akhirnya ia termakan pula oleh senjatanya sendiri yang berupa fitnah dan adu domba. Mahapati mati pun dibunuh, namun tak diketahui secara pasti siapa yang membuat Mahapati tewas.

Tokoh Mahapati merupakan soal sejarah yang masih meng- hendaki pemecahan. Hingga sekarang, kita tidak mengetahui siapa sebenarnya tokoh itu, justru karena timbulnya sekonyong- konyong sebagai menteri dalam pemerintahan raja Kertarajasa, baik dalam daftar nama para pejuang Singasari dan Majapahit melawan tentara Kediri dan tentara Tartar maupun dalam menumpas pemberontakan Rangga Lawe, nama tokoh Mahapati tidak dikenal.

Follow Berita Okezone di Google News

Namun, tokoh itu sekonyong-konyong muncul dalam peristiwa pemberontakan Sora. Bahkan, dalam peristiwa itu ia memegang peranan utama. Lagi pula nama Mahapati agak mencurigakan. Nama itu biasa juga digunakan sebagai nama jabatan patih amangku bumi.

Demikianlah akibatnya, timbul teori untuk menyamakan tokoh Mahapati ini dengan Mpu Nambi, yang pada pemerintahan Kertarajasa memangku jabatan patih amangku bumi. Namun, penyamaan Mahapati dengan Mpu Nambi terbentur pada kenyataan bahwa Mpu Nambi sendiri jatuh sebagai korban fitnah dan adu domba tokoh tersebut.

Menurut Pararaton, pemberontakan Rangga Lawe, Sora, Nambi dan Kuti timbulnya akibat fitnah atau adu domba Mahapati yang demikian liciknya, hingga para pemberontak itu menganggap bahwa satu-satunya jalan yang harus ditempuh ialah pemberontakan.

Sebagaimana terdapat di Kakawin Pararaton, Mahapati akhirnya menemukan ajalanya setelah pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan, ia dibunuh akibat fitnahnya sendiri. Dalam hal ini, fitnah itu benar-benar bersifat kriminal. Fitnah yang demikian dengan sendirinya tidak memberikan kemungkinan untuk membangkitkan teori ketidakpuasan dari para pemberontak.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini