PAPUA - Di bumi Papua, kerusuhan masih kerap terjadi. Bahkan peristiwa kerusuhan ini mengakibatkan korban jiwa. Terdapat beberapa alasan terjadi kerusuhan di Papua. Mulai dari kesalahpahaman hingga rasa kebencian. Berikut kerusuhan terbesar di Papua.
23 September 2019
Pada 23 September 2019 terjadi kerusuhan di Wamena, Papua yang menimbulkan korban dan hancurnya bangunan. Komnas HAM Indonesia berpendapat, kerusuhan Wamena adalah tragedi kemanusiaan. Peristiwa tersebut mengakibatkan 33 orang tewas, 53 korban luka-luka, 530 unit bangunan rusak, 238 unit kendaraan rusak, serta 17 unit gedung milik pemerintah rusak.
Melansir komnasham.go.id, peristiwa kerusuhan Wamena tidak terlepas dari peristiwa diskriminasi ras serta etnis yang terjadi di asrama mahasiswa Papua Surabaya. Selain itu, dipicu pula oleh komunikasi verbal seorang guru yang diduga bertendensi negatif serta didasarkan kebencian terhadap ras dan etnis Papua.
24 Januari 2022
Sebanyak 18 orang tewas akibat bentrok antara dua kelompok warga yang terjadi di Kota Sorong, Papua Barat pada 24 Januari 2022. Menurut Kapolres Sorong Kota saat itu, AKBP Ary Nyoto Setiawan, bentrokan dipicu oleh kesalahpahaman pengunjung dan pihak keamanan di tempat hiburan malam. Atas kejadian tersebut, pihak Resmob Polres berhasil mengamankan Noval Bugis alias Toto yang merupakan buronan terduga otak pelaku bentrokan maut pada Agustus 2022.
3 Oktober 2021
Kerusuhan akibat bentrok antarwarga terjadi di Yahukimo, Papua pada 3 Oktober 2021. Akibat kerusuhan ini, 41 orang luka-luka, 6 orang tewas, serta 1.000 orang mengungsi. Kejadian berawal saat masyarakat Suku Kimyal diduga menyerang masyarakat Suku Yali. Selain itu, Suku Kimyal juga membawa alat tradisional hingga senjata tajam saat menyerang. Pihak kepolisian menduga kerusuhan dipicu oleh isu terkait tewasnya mantan Bupati Yahukimo, Abock Yusup.
Follow Berita Okezone di Google News
(kha)
