Share

Sederet Penguasa Kerajaan Kediri, Raja Jayabaya Paling Bersinar

Avirista Midaada, Okezone · Jum'at 13 Januari 2023 06:04 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 13 337 2745398 sederet-penguasa-kerajaan-kediri-raja-jayabaya-paling-bersinar-6TDCjYKawr.jpeg Raja Jayabaya. (Foto: Dok Ist)

KERAJAAN Kediri terkenal dengan Raja Jayabaya yang memerintah ke masa kejayaan. Bahkan di era Raja Prabu Jayabaya inilah Kediri menjelma sebagai kerajaan besar dan menguasai bandar dagang terbesar di Pulau Jawa.

Tercatat ada 10 raja yang memerintah di Kerajaan Kediri, dimulai sejak pendirian kerajaan yang merupakan warisan dari Raja Airlangga yang dibagi dua ke kedua putranya. Raja pertama Kerajaan Kediri yakni Sri Samarajaya merupakan putra Airlangga sesuai dengan Prasasti Pamwatan tahun 1042. 

Dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, Sri Samarajaya memerintah sejak tahun 1042, yang pada tahun tersebut terjadi pembelahan Kerajaan Kahuripan menjadi dua, yaitu Panjalu Kediri dan Jenggala. Sri Samarajaya memerintah di Kediri yang beribukota di Panjalu, bergelar Sri Samarajaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa 

Menyusul kemudian Sri Jayaswara, yang naik tahta pasca Sri Samarajaya. Naik tahtanya Sri Jayaswara menjadi raja Kediri tercatat dalam Prasasti Sirah Keting, pada 1104. Namun tak diketahui secara pasti ia adalah pengganti langsung dari Sri Samarajaya. 

 Baca juga: Cikal Bakal Kediri, Berawal Pembagian Dua Kerajaan oleh Raja Airlangga

Di masa Jayaswara sendiri ia begitu giat memajukan sastra sehingga ia diberi gelar Sastra Prabu, atau Raja Sastra. Pada masa inilah Kresnayan dikarang oleh Mpu Triguna yang berisikan Raja Jayaswara penjelmaan Dewa Wisnu. 

Sri Bameswara menjadi raja berikutnya yang memerintah Kediri di Panjalu. Sri Bameswara memerintah Kediri sekitar tahun 1117 - 1130 bergelar abhisekanya adalah Sri Maharaja Rakai Sri Bameswara Salakabhuwana Tustikarana Sarwaniwariwirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa. Sayang sumber sejarah tak banyak diketahui secara pasti kondisi Kediri saat Raja Bameswara memerintah. Sri Bameswara kerap menyebut dirinya sebagai sang juru Panjalu. 

Sesudah sang raja meninggal pada 1130, Kediri diperintah oleh Sri Jayabaya, sekaligus menjadi raja terbesar di Kerajaan Kediri. Dari catatan sejarah, Jayabaya memerintah di Kediri kurang lebih tahun 1130 - 1160 Masehi. Di catatan lainnya disebutkan Maharaja Jayabaya memerintah sekitar tahun 1135 - 1157 Masehi. Sang raja ini merupakan keturunan langsung dari Prabu Airlangga, raja Kerajaan Kahuripan yang memerintah antara tahun 1019 - 1042 Masehi. 

Saat memerintah Kediri, Jayabaya memiliki gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa. Jayabaya sendiri merupakan putra Raja Kameswara dengan Garwa Padmi, sang permaisuri Cri Kirana atau yang dikenal dengan legenda Putri Kirana, seorang putri yang luar biasa cantiknya, yang berasal dari Jenggala. 

Usai Jayabaya mangkat, Kediri diperintah oleh Sri Sareswara yang diperkirakan memerintah pada 1159 - 1169 Masehi. Sayang saat berkuasa, tidak banyak yang mengetahui pemerintahan sang raja, karena keterbatasan peninggalan yang ditemukan. 

Sepeninggal Sareswara, Kerajaan Kediri berturut-turut diperintah oleh Aryyeswara dan Kroncaryyadipa. Tak banyak yang tahu seluk beluk raja - raja yang memerintahkan di masa ini. 

Follow Berita Okezone di Google News

Berikutnya Sri Gandra yang tampil menjadi Raja Kediri sebagaimana juga terdapat di Prasasti Jaring tahun 1181. Di masa pemerintahan Sri Gandra inilah diketahui ada sejumlah orang yang menggunakan nama-nama binatang seperti Kebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah Kuning, dan lain sebagainya. 

Sri Kameswara menjadi raja kesembilan yang memerintah Kediri di Panjalu. Namun disinyalir sebenarnya ada raja Kediri sebelum Kameswara tetapi tidak ada berita atau informasi yang jelas mengenai hal itu sampai Raja Kameswara naik tahta pada 1182 - 1185. Di masa Kameswara inilah kitab kuno Smaradhana ditulis oleh Mpu Darmaja. 

Kitab ini berisikan pujian terhadap Raja Kameswara. Tak hanya itu, kitab Lubdaka dan Wretansancaya juga ditulis oleh Mpu Tan Akung. Kitab Lubdaka bercerita seorang pemburu yang akhirnya masuk surga, dan Wretansancaya yang berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa kuno. Di masa Kameswara karya sastra berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaannya. Beberapa karya sastra antara lain Kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan Kitab Sumanasantaka karya Mpu Managuna. 

Kertajaya menjadi raja Kediri saat beribukota di Panjalu, yang memerintah sekitar 1182 - 1222 M. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Raja Airlangga. Sayang selama memerintah di Kediri, ia dinilai kurang bijaksana, sehingga tidak disukai rakyat terutama para brahmana atau tokoh agama. 

Selama masa pemerintahannya inilah kerap kali terjadi pertentangan antara Kertajaya dengan para brahmana. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab berakhirnya era Kerajaan Kediri di Panjalu. Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok dari Tumapel atau Singasari, yang menandai berakhirnya masa Kerajaan Kediri. 

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini