JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap cara penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh KPK. Salah satunya dengan menghitung jumlah pendukungnya.
Dikatakan Mahfud, penangkapan Lukas Enembe lebih mudah dilakukan saat jumlah pendukungnya berkurang.
(Baca juga: Papua Memanas, Lukas Enembe Langsung Diterbangkan ke Jakarta)
Namun belakangan, kata Mahfud, jumlah pendukungnya berkurang. Hal itu, terlihat dari berapa banyak pembelian nasi bungkus setiap harinya.
"Gampang untuk tahu pendukungnya Lukas itu berapa. Hari pertama dia beli nasi bungkus misalnya 5 ribu, besok turun 3 ribu, terakhir tinggal 60," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Dijelaskan Mahfud, ada petugas yang berjaga dan memantau gerak-gerik Lukas Enembe dan pendukungnya.
"Ini sudah tidak ada orang yang jaga di sana. Kita tahu, masa kita tidak tahu yang begitu. Makanya terus dihitung cara menangkapnya gimana. Gampang kan menangkapnya,”ujarnya.
“Kita punya juga catatan dari katering untuk makanan yang suka duduk-duduk di depan rumah itu, sehari turun, sehari turun, kita menghitung setiap hari ada catatannya. Sehingga nangkapnya lebih gampang," sambungnya.
Mahfud melanjutkan, bentrokan terjadi akibat banyaknya pendukung Lukas Enembe yang belum mengetahui soal kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Gubernurnya.
Follow Berita Okezone di Google News