Share

Puncak Musim Hujan Diperkirakan hingga Akhir Februari, BNPB Ingatkan Masyarakat Waspada

Binti Mufarida, MNC Portal · Rabu 11 Januari 2023 13:21 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 11 337 2744214 puncak-musim-hujan-diperkirakan-hingga-akhir-februari-bnpb-ingatkan-masyarakat-I9tYqQRRZq.jpg Puncak musim hujan diperkirakan terjadi 2 pekan mendatang hingga akhir Februari. (Ilustrasi/Dok Okezone)

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat tetap waspada mengingat saat ini sebagian besar wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan. Bahkan, diprakirakan puncak musim hujan masih akan terjadi dua minggu ke depan sampai akhir Februari 2023.

“Secara umum kita masih dalam periode musim hujan dan mungkin puncak-puncaknya nanti kita alami mungkin dua minggu ke depan sampai akhir Februari. Jadi, kita masih tetap harus waspada,” ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip keterangannya, Rabu (11/1/2023).

Abdul Muhari mengatakan, wilayah yang masih cenderung basah artinya curah hujannya masih tinggi yakni di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

“Di beberapa tempat yang masih basah khususnya Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.”

Bahkan, kata dia, curah hujan tinggi di awal tahun 2023 ini membuat BNPB bersama BMKG, BRIN, TNI AU melakukan operasi modifikasi cuaca (TMC).

“Ini juga masih menjadi perhatian karena di awal tahun kita melakukan operasi TMC di Jawa Barat dan DKI, dan alhamdulillah itu membuat hasil yang kita lihat bersama cukup bisa terkendali.”

“Sekarang kita coba kejar ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Sulawesi Selatan kalau memang diperlukan untuk bisa membuat atau meminimalkan potensi banjir yang ada. Setidaknya kita bisa membuat kering dulu lahan-lahan yang basah saat ini. Sehingga nanti kalau menghadapi Puncak musim hujan ini kita juga bisa merekayasa bagian-bagian mana yang harus kita lakukan,” ucap Abdul.

Follow Berita Okezone di Google News

Ia menjelaskan curah hujan tinggi di Indonesia ini salah satunya akibat dari fenomena Global. “Nah ini memang tidak bisa kita hindari karena kita masih terpengaruh oleh fenomena global, indeks Nino di Samudra Pasifik itu masih negatif kecil dari nol artinya itu masih membawa awan basah atau kelembaban di sekitar wilayah Indonesia.”

“Kemudian juga ada Median Julian Oscillation di sebelah Timur dan kemudian gelombang equatorial Rossby yang kemudian ketiga minimalnya, ketiga fenomena regional yang membawa awan basah yang masih cukup signifikan di Indonesia. Meskipun di beberapa tempat khususnya Sumatera dan Jawa bagian Barat serta Kalimantan itu sudah cukup berkurang awannya,” tuturnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini