Share

Keris Sakti Mpu Gandring Merenggut Nyawa, dari Sang Pembuat hingga 3 Raja

Avirista Midaada, Okezone · Rabu 11 Januari 2023 07:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 11 337 2743964 keris-sakti-mpu-gandring-merenggut-nyawa-dari-sang-pembuat-hingga-3-raja-vNyJ6CEibi.jpg Ilustrasi (Foto : Wordperss)

KUTUKAN Mpu Gandring terhadap keris yang dipesan Ken Arok mulai terbukti. Satu korban meninggal akibat tusukan keris itu yakni Kebo Ijo yang yang tak lain sahabat karib Ken Arok sendiri. Hal itu terjadi usai Ken Arok membawa pulang keris dari Lulumbang usai terjadi perebutan yang berujung tewasnya Mpu Gandring.

Sesampainya di Tumapel, Kebo Ijo yang suka pamer sekaligus sahabat karib Ken Arok meminjam keris Ken Arok itu. Konon Kebo Ijo begitu tertarik dengan keris yang dimiliki oleh Ken Arok itu, sebagaimana dikisahkan di "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", dari Prof. Slamet Muljana.

Bahan keris dari kayu cangkring yang menawan menjadikan Kebo Ijo meminjamnya. Ken Arok dengan cerdik memanfaatkan sahabatnya itu. Ia memang sengaja memperlihatkan keris itu ke Kebo Ijo dengan maksud agar Kebo Ijo tertarik dan meminjamnya.

Di saat itulah orang-orang akan mengira keris itu milik Kebo Ijo. Benar saja, keris yang dipinjam oleh Kebo Ijo dipamer - pamerkan ke banyak orang di istana dan penduduk Tumapel. Tak ayal orang-orang mengira itu keris baru milik Kebo Ijo.

Saat banyak orang-orang percaya keris itu milik Kebo Ijo lantas Ken Arok menyusun strategi untuk mengambilnya. Secara diam-diam Ken Arok mengambil keris miliknya dari Kebo Ijo. Momen untuk menghabisi Tunggul Ametung sang penguasa Tumapel pun disusun setelah itu.

Pada malam hari waktu telah sepi orang, Ken Arok masuk ke rumah Tunggul Ametung langsung menuju tempat tidur Tunggul Ametung yang kedapatan sedang tidur nyenyak. Sang penguasa Tumapel itu lantas ditikam dengan keris Mpu Gandring dan tewas saat itu juga.

Pada keesokan harinya baru diketahui bahwa Tunggul Ametung telah mati kena tusukan keris yang dikira mikik Kebo Ijo. Dengan barang bukti keris yang masih tertancap di dadanya, dengan serta merta Kebo Ijo disergap oleh sanak kadang Tunggul Ametung.

Kebo Ijo pun dikeroyok dan ditusuk dengan keris Gandring, karena dituduh telah membunuh Tunggul Ametung. Anaknya yang bernama Kebo Randi, menangis meronta-ronta, melihat ayahnya Kebo Ijo dianiaya. Melihat peristiwa itu iba hati Ken Arok dan berjanji dalam hati akan mengambilnya sebagai pekatik.

Pasca menjadi penguasa Tumapel seiring berjalan waktu akhirnya Ken Arok berhasil memerdekakan Tumapel dari Kerajaan Kediri. Namun tumbal keris Mpu Gandring itu justru kembali ke Ken Arok yang berhasil dibunuh oleh anak tirinya sendiri Anusapati.

Follow Berita Okezone di Google News

Anusapati sendiri tahu bahwa yang membunuh ayah kandungnya adalah Ken Arok dari sang ibu Ken Dedes. Ken Arok dihabisi oleh Anusapati saat makan di suatu petang oleh orang suruhan Anusapati yang disebut Pangalasan. Kemudian sang Pangalasan itu dibunuh oleh Anusapati saat menghadap bosnya.

Langkah Anusapati ini dilakukan demi menghilangkan jejak bahwa ia yang memerintahkan orang untuk membunuh Ken Arok. Sebab jika sampai tahu maka nyawa ia dan Ken Dedes juga akan mati terbunuh. Selanjutnya justru Anusapati-lah yang tewas oleh tikaman keris Mpu Gandring yang dilakukan oleh Tohjaya.

Anusapati tewas saat ia tengah berjudi sabung ayam. Pasca tewasnya Anusapati, Tohjaya pun naik menjadi raja. Tapi kematian Anusapati meninggalkan luka bagi anaknya Ranggawuni, yang mengetahui dalang pembunuh ayahnya adalah Tohjaya. Ranggawuni kemudian menjalin persekutuan dengan Mahisa Campaka, anak Mahisa Wunga Teleng anak keturunan Ken Arok dari Ken Dedes.

Akhir cerita Tohjaya pun tewas ketika melarikan diri karena tikaman pedang Ranggawuni. Ranggawuni pun naik tahta di Tumapel menggantikan Tohjaya. Ketika menjadi raja Tumapel, Ranggawuni yang bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Namun selain dipimpin oleh Ranggawuni, Tumapel saat itu juga dipimpin oleh Mahisa Campaka dengan gelar Narasimhamurti.

Keduanya kemudian mengadakan pemerintahan bersama dengan menyatukan Kerajaan Tumapel dan Kediri. Sejak masa inilah anak turun Tunggul Ametung dalam hal ini Ranggawuni dan anak turun Ken Arok yakni Mahisa Campaka bersatu memimpin Tumapel. Kutukan keris Mpu Gandring itu pun akhirnya terputus sejak Ranggawuni dan Mahisa Campaka bertahta dan menyatukan dua keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini