PRAPANCA merupakan salah satu pujangga besar yang hidup di masa Kerajaan Majapahit. Berkat karya-karyanya pulalah membuat sejarah Kerajaan Majapahit bisa sampai ke generasi saat ini.
Meski memiliki karya yang bagus dan begitu detail menggambarkan Kerajaan Majapahit dan semasanya, ternyata Prapanca merupakan seseorang yang kesepian dan minder. Bahkan Prapanca sampai menggambarkan deskripsi dirinya pada Kakawin Lambang yang tak diketahui banyak orang.
Pada Kakawin Lambang disebutkan sang pujangga itu sangat jelek, bahkan sebagaimana dikisahkan pada buku "Tafsir Sejarah Negarakretagama", dari Prof. Slamet Muljana sang pujangga tidak puas dan merasa tidak ada bakat seperti pujangga - pujangga besar lainnya.
Penggubahannya terdorong oleh pesan ayahnya untuk menguraikan nasib hidupnya yang terus- menerus ditimpa kesedihan. Karena kesedihanlah maka ia menyingkir untuk bertapa. Ia menggunakan nama samaran, karena takut dikenal ciri-cirinya.
Pemberitaan pupuh 13/2, 3, di atas cocok dengan isi Nagarakretagama pupuh 95, 97, yang mengatakan bahwa sang pujangga meninggalkan kota dan memilih hidup di dusun menyendiri. Kemudian sang pujangga ini memilih bertapa di lereng gunung di Kamalasana.
Dorongan untuk menggubah Kakawin Nirartha Prakreta datang dari ayahnya dengan kesedihan hatinya. Demikianlah ayah Prapanca, Dang Acarya Kanakamuni yang juga seorang dharmmadyaksa atau hakim agung di Kerajaan Majapahit menggoreskan kisahnya ketika masih hidup, Prapanca memilih meninggalkan pura dan hidup menyendiri di dusun.
Sang pujangga tidak menyebut namanya sendiri, karena ia takut dikenal orang lain. Oleh karena itu, ia menggunakan nama samaran. Nagarakretagama terbukti ditulis oleh Nadendra, yang mengambil nama samaran Prapanca. Demikianlah baik penggubah Nagarakretagama maupun kakawin Lambang menggunakan nama samaran.
Follow Berita Okezone di Google News