JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Dr. Mahyudin, ST. MM mengatakan bahwa sistem suara terbanyak pada pemilu selama ini, menyebabkan rusaknya partai politik. Dengan berpatokan pada suara terbanyak, membuat persaingan para calon anggota legislatif di pemilu layaknya pasar bebas dan cenderung menghalalkan segala cara.
“Dalam rekrutmen para calon anggota legislatif, partai politik pun menjadi cenderung pragmatis demi memenangkan suara, seperti melakukan cara politik dinasti, dan merekrut para pemilik modal,” katanya, saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota Partai Perindo, tentang Peran Legislatif dalam penguatan partai, di Jakarta, yang dikutip Jumat (9/12/2024).
Pragmatisme partai politik itu, membuat para calon anggota legislatif yang terpilih kurang mengutamakan kualitas dan kapabilitas. Sehingga tambah Mahyudin, lembaga legislatif yang berisi para kader partai politik belum makasimal menjalankan fungsi keterwakilan untuk kepentingan rakyat.
“Maka sangat wajar jika mayoritas masyarakat saat ini merasa jauh dari partai politik. Mereka seakan tidak percaya lagi dengan wakilnya yang duduk di legislatif,” ujarnya.
Menurut Mahyudin, kondisi rekrutmen para calon legislatif yang kurang mengutamakan kualitas itu harus dihilangkan, jika mau melahirkan para anggota legislatif yang memahami peran dan fungsinya. Ia pun bersyukur atas dirintisnya mekanisme rekrutmen para calon pemimpin atau pejabat publik dengan baik oleh Partai Perindo, melalui Akademi Perindo.
“Akademi ini diharapkan menjadi sekolah partai yang bertujuan menciptakan kader-kader yang paham politik dengan benar, dan akan melahirkan kader-kader terbaik di legislatif dan eksekutif untuk mempercepat kesejahteraan dan kemajuan Indonesia,” ucapnya.
Follow Berita Okezone di Google News