JAKARTA - Densus (Detasemen khusus) 88 merupakan satuan khusus kepolisian Indonesia guna penanggulangan terorisme. Pasukan Densus 88 Antiteror dilatih secara khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom.
Satuan ini pun dilengkapi dengan persenjataan serta kendaraan tempur seperti senapan serbu Colt M4, senapan serbu Steyr AUG, HK MP5, hingga shotgun Remington 870. Densus 88 dibentuk dengan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003 dan diresmikan pada 26 Agustus 2004. Dalam pendirian Densus 88, terdapat jenderal polisi yang turut andil. Berikut daftarnya.
1. Gories Mere
Gregorius Mere atau yang lebih dikenal dengan Gories Mere adalah perintis Densus (Detasemen Khusus) 88 Antiteror Polri. Lulusan Akademi Kepolisian 1976 ini mempunyai pengalaman di bidang reserse dan intelijen, khususnya narkotika dan terorisme. Gories mulai dikenal ketika memburu ratu ekstasi Zarima yang kedapatan mempunyai 29.667 butir ekstasi, pada 1996.
Baca juga:Â Sejarah Densus 88 Anti Teror, Ini Tugas dan Fungsinya
Ia juga menangani kasus penyalahgunaan narkoba penyanyi Ahmad Albar. Pria kelahiran Flores Timur, 17 November 1954 ini pernah menjabat berbagai posisi penting. Mulai dari Kepala Pelaksanaan Harian BNN (Badan Narkotika Nasional) pada 2009-2012, Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan pada 2016, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal pada 2005-2008, hingga Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88. Gories tak jarang menjadi target pembunuhan. Pada Mei 2019, ia sempat menjadi target pembunuhan bersama tiga pejabat negara lainnya.
Baca juga:Â Satu Terduga Teroris yang Ditangkap di Jateng Berprofesi sebagai Dosen
Follow Berita Okezone di Google News