JAKARTA- Ratusan warga di sebuah desa di Karawang, Jawa Barat, dibantai dengan keji di mana saat ini peristiwa itu dikenal dengan sebutan tragedi pembantaian Rawagede, 9 Desember 1947 atau tepat 75 tahun yang lalu.
(Baca juga: Dahsyatnya Serangan Belanda Tak Patahkan Semangat Pejuang Indonesia Bertempur saat Puasa)
Majoor Alphonse Wijman, Komandan Koninklijke Landmaacht (KL) atau Angkatan Darat Kerajaan Belanda dari Eerste Divisie 7 Desember sektor Cikampek, memerintahkan sekira 300 anak buahnya untuk menghabisi 431 warga Desa Rawagede (kini Desa Balongsari, Karawang).
Desa Rawagede diserbu untuk memburu sejumlah tokoh TNI dan laskar perjuangan, seperti Kapten Madmuin Hasibuan dari satuan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), Kapten Lukas Kustario dari Siliwangi yang dikenal dengan julukan “Begundal Karawang”, serta pimpinan Laskar Hisbullah, KH Noer Ali yang berjuluk Singa Karawang-Bekasi.
Namun Tentara Belanda tersebut tidak menemukan sepucuk senjata pun. Mereka kemudian memaksa seluruh penduduk keluar rumah masing-masing dan mengumpulkan di tempat yang lapang.
Penduduk laki-laki diperintahkan untuk berdiri berjejer, kemudian mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang Republik. Namun tidak satu pun rakyat yang mengatakan tempat persembunyian para pejuang tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News