PERANG Bubat menjadi petaka bagi mimpi Mahapatih Majapahit Gajah Mada kala itu. Ambisinya untuk menaklukkan Kerajaan Sunda dengan perkawinan politik sang atasannya Hayam Wuruk kandas. Hal itu justru berbuah petaka dan menjadi perang menewaskan hampir seluruh rombongan Sunda.
Kekecewaan pun muncul di benak raja Hayam Wuruk saat melihat calon mempelainya meninggal bunuh diri. Ia tak kuasa menahan sedihnya sehingga mempertanyakan strategi mahapatihnya jadi pemicu utama.
Gajah Mada pun menjadi bulan-bulanan pejabat di negeri Majapahit kala itu. Namun, Hayam Wuruk sang raja muda sebenarnya tak ingin menangkap Gajah Mada. Earl Drake, pada bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", mengisahkan Gajah Mada menjadi orang yang dicari dan diburu di istana Majapahit.
Namun, Gajah Mada kukuh kebijakannya selalu mensyaratkan agar setiap raja kecil mengakui kedudukan mereka sebagai bawahan Majapahit sebelum nantinya menikmati hak-hak istimewa sebagai anggota imperium.
Jika Raja Sunda tak sudi menerima ketentuan itu, sudah seharusnya ia tidak menerima lamaran terhadap putrinya dan tidak pula berlayar ke Majapahit bersama rombongan besar, seolah-olah pernikahan itu melibatkan pihak-pihak yang sederajat.
Follow Berita Okezone di Google News