Share

Asyik Pesta Sabung Ayam, Tahta Tamperan dari Raja Galuh Dikudeta Kakak Tirinya

Avirista Midaada, Okezone · Jum'at 02 Desember 2022 07:02 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 02 337 2719013 asyik-pesta-sabung-ayam-tahta-tamperan-dari-raja-galuh-dikudeta-kakak-tirinya-VsDy2dhU4O.jpg Ilustrasi (Foto: Istimewa/Okezone)

JAKARTA - Pertahanan Kerajaan Galuh runtuh saat para pejabat termasuk rajanya asyik menyabung ayam. Serangan itu dilakukan siang hari oleh kakak tiri dari Tamperan sang raja yang berkuasa di Sunda-Galuh melanjutkan kedudukan ayahnya dari tahun 732 - 739 M.

Manarah yang merupakan kakak tirinya mempunyai keinginan merebut tahta Tamperan sebagai raja. Niat itu akhirnya mendapat bimbingan dari buyutnya Ki Balangantrang di Geger Sunten. Saleh Danasasmita pada bukunya "Menemukan Kerajaan Sunda", mengisahkan Tamperan dan Manarah merupakan saudara tiri yang keduanya sudah begitu dekat.

Ki Balangantrang menyusun rencana penyerangan Galuh di siang hari. Serangan itu sengaja dilakukan bertepatan dengan pesta sabung ayam yang besar. Saat itu semua pembesar dan pejabat Kerajaan Galuh hadir di gelanggang sabung ayam, termasuk Banga anak dari buah cinta Tamperan dan Pangrenyep.

Baca juga: Asal Usul Kerajaan Sunda dan Galuh Pasca Pecahnya Tarumanagara

Keraton hanya dijaga oleh sekolompok kecil pasukan bayangkara yang kebetulan sedang bertugas kawal. Manarah bersama anggota pasukannya bertindak sebagai penyabung ayam dan hadir dalam gelanggang. Sementara itu senapati tua Balangantrang memimpin pasukan Geger Sunten menyerang keraton.

Baca juga: Skandal Perselingkuhan Istri Raja dengan Patih Galuh Bikin Geger Istana

Upaya penyerangan keraton ini pun membuahkan hasil dengan mudah. Sang Raja Tamperan dan permaisuri cantiknya Pangrenyep berhasil ditawan. Di saat kepanikan itulah pasukan Manarah yang menyamar dapat menawan Banga bersama pembesar lainnya di gelanggang sabung ayam.

Kudeta itu berhasil dalam waktu yang singkat. Sebab pasukan Sanjaya kembali menyerang Galuh dan menguasainya hanya dalam tempo satu malam. Banga dibiarkan bebas, karena itu ia berhasil melepaskan orangtuanya dari tempat tahanan pada malam hari.

Follow Berita Okezone di Google News

Malang baginya ia dipergoki pasukan pengawal yang segera memberitahukan hal itu kepada Manarah. Pertarungan antara Banga dengan Manarah berakhir dengan kekalahan Banga, akan tetapi pasukan yang mengejar raja dan permaisuri yang takut kehilangan jejak karena hari gelap telah melepaskan panah-panahnya sehingga Tamperan bersama Pangrenyep tewas.

Berita kematian Tamperan ini akhirnya sampai juga kepada Sanjaya yang waktu itu memerintah di Medang. Sanjaya lantas membawa pasukan besar dan menyerang purasaba Galuh. Manarah yang telah menduga akan datangnya pembalasan dari ayah Tamperan ini telah bersiap. Ia didukung oleh sisa - sisa pasukan Indraprahasta yang ketika itu telah berubah namanya menjadi Wanagiri dan oleh raja-raja di daerah Kuningan yang pernah dipecundangi oleh Sanjaya.

Perang besar antara sesama keturunan Wretikandayun ini akhirnya dapat dilerai oleh Rajaresi Demunawan tokoh angkatan tua yang waktu itu masih hidup dalam usia 93 tahun, karena ia dilahirkan di tahun 646 M.

Tak hanya itu, para pendeta juga turun dari Istana Saunggalah di lereng Gunung Cereme menuju palaga di luar purasaba Galuh. Dengan wibawanya yang tinggi serta kedudukannya sebagai cucu Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh ia berhasil menghentikan pertempuran.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini