JAKARTA - Era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah membuat gebrakan di lingkup TNI. Ia menunjuk Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto (AS) sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Wiranto.
Penunjukan Widodo AS sebagai Panglima TNI sekaligus menorehkan sejarah, karena untuk pertama kali tongkat komando tertinggi militer Indonesia dipegang Angkatan Laut.
"Keputusan ini menjadi sangat tepat diambil karena selama ini kekuatan hanya berpusat pada Angkatan Darat. Dengan ditetapkan kebijakan ini diharapkan terjadi pembagian kekuatan dan kekuasaan antar angkatan yang terdapat di TNI,” kata Bambang Irawan FX dalam buku “Supremasi Sipil? Agenda Politik Militer Gus Dur” seperti dikutip Sindonews, Senin (28/11/2022).
Sementara dalam Buku Reformasi TNI Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia, politikus Yudhi Chrisnandi menilai Gus Dur melakukan banyak perubahan termasuk di militer. Reformasi militer yang bertujuan mendorong supremasi sipil.
Salah satu indikator yang bisa dipakai mengukur kontrol sipil atas militer, yakni dengan melihat persoalan pergeseran mutasi di tubuh militer.
“Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid merupakan langkah awal dalam mereformasi kububmiliter demi terciptanya kesetaraan kekuasaan di Angkatan,” kata Yudhi dalam buku “Reformasi TNI Prespektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia.”
 BACA JUGA:Daftar 16 Panglima TNI dari Matra Darat Sepanjang Masa
Follow Berita Okezone di Google News
Gus Dur juga mengangkat sejumlah perwira tinggi dalam kabinet. Dalam penelitian bertajuk Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002), Sidik Wibowo menyebutkan, sederet petinggi Angkatan Darat (AD) masuk dalam jajaran kabinet.
Di antaranya ada Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar, Letjen Luhut Panjaitan, dan Letjen Suryadi Sudirja.
Menukil wikipedia, Laksamana TNI (Purn) Widodo AS lahir 1 Agustus 1944 adalah perwira tentara Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menko Polhukam sejak 21 Oktober 2004 hingga 22 Oktober 2009.
Pada 2 April – 29 Agustus 2007, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Dalam Negeri ad interim. Ia juga mantan tokoh militer Tentara Nasional Indonesia.
Setelah menyelesaikan sekolah atasnya di SMA Negeri 1 Surakarta dan lulus dari Akademi Angkatan Laut pada tahun 1968, Widodo menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut sebelum diangkat menjadi Wakil Panglima TNI oleh Presiden BJ Habibie, tahun 1999.
Kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mengangkatnya menjadi Panglima TNI dari 26 Oktober 1999 hingga 7 Juni 2002. Ia merupakan panglima pertama yang berasal dari kesatuan Angkatan Laut dalam sejarah Indonesia.
Sederet posisi mentereng pernah diemban Widodo AS, di antaranya Komandan Peleton Kompi Protokol Denma Armada; Perwira Urusan Dalam Lanal Semarang; Kepala Seksi Operasi Keamanan Laut Lanal Semarang. Kemudian, Kabag Penerangan dan Protokol Siaga PAL Surabaya.
Paban Muda Operasi Sops Kowilhan-IV / Hankam; Paban Perencanaan dan Evaluasi Operasi Kowilhan-IV / Hankam; Palaksa KRI Samadikun-341; Komandan KRI Mongisidi-343;
Komandan KRI Ki Hadjar Dewantara-364. Komandan KRI Abdul Halim Pedanakusuma-355; Asisten Operasi Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur; Perwira Pembantu (Paban) I Strategi dan Operasi pada Direktorat Kajian dan Pengembangan Sesko ABRI.
Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Guskamlabar); Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar); Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat; Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal; Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal); Kepala Staf Angkatan Laut.
Wakil Panglima TNI, Panglima TNI; Menteri Koordinator Politik, Hukum, Dan Keamanan, Kabinet Indonesia Bersatu; Anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.