BEKASI - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas meminta masyarakat Indonesia untuk waspada dengan penggunaan politik identitas bernuansa keagamaan yang kembali marak akhir-akhir ini.
Menurut Gus Yaqut, panggilan akrabnya, politik identitas dengan memanfaatkan simbol-simbol agama rawan memecah belah umat, bahkan membahayakan keutuhan bangsa.
“Memasuki tahun politik, banyak aktor politik yang berpikiran sempit demi memuluskan kepentingannya. Bahkan ada yang licik dengan mengusung isu atau simbol keagamaan. Ini harus kita waspadai bersama karena sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa,” ujar Gus Yaqut di sela penutupan Konferensi Besar Ke-XXVI GP Ansor di Asrama Haji Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (26/11/2022).
 BACA JUGA:Isu Polarisasi Jelang Pemilu 2024, Wapres: Elite Harus Beri Contoh, Cegah Perpecahan
Menurut Gus Yaqut, bangsa Indonesia dibangun di atas perjuangan berat para pendiri untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada seperti agama, suku, ras, golongan, bahasa dan lain sebagainya. Persatuan yang telah terbina kuat hingga saat ini sudah seharusnya terus dirawat dan dijaga karena Indonesia terbukti menjadi rumah bersama.
Menghadapi situasi ini, Gus Yaqut juga meminta para kader Ansor dan Banser tidak lengah. Sebab sangat mungkin para pengguna politik keagamaan itu juga menyasar para kader Nahdlatul Ulama (NU) ini untuk tujuan praktis.
“Untuk itu saya instruksikan semua kader di mana pun berada untuk selalu satu komando dan satu barisan terhadap segala upaya memecah belah umat. Ini penting karena tensi politik ke depan bakal semakin meninggi sehingga perlu kecermatan," tegasnya.
 BACA JUGA:Skenario Koalisi Parpol di 2024 Potensi Layu Sebelum Berkembang
Follow Berita Okezone di Google News