JAKARTA - Pembentukan G20 pada 1999 lalu bertujuan untuk mendiskusikan sejumlah kebijakan guna mewujudkan stabilitas keuangan internasional.
G20 dibentuk sebagai salah satu upaya menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan pada 1997-1999 dengan melibatkan negara-negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.
Sejumlah isu akan dibahas dalam G20 yang akan berlangsung di Bali tersebut di antaranya penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digitalisasi, serta transisi energi yang adil dan terjangkau.
Presidensi G20 Indonesia berkomitmen menetapkan arah strategis dalam memastikan solusi bagi berbagai tantangan global, salah satunya terkait penjaminan ketersediaan konektivitas dan rantai pasok global yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian nasional berkelanjutan.
Baca juga:Â Ancaman Resesi, Sri Mulyani Langsung Wanti-Wanti Krisis Utang
“Sebagai forum ekonomi global utama, G20 di bawah Presidensi Indonesia juga akan terus berupaya mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi dan keuangan saat ini serta memastikan capaian global SDGs 2030 tetap on track dan no one left behind," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dilansir Antara, Rabu (19/10/2022).
Baca juga:Â Menparekraf All Out Siap Glorifikasi Event KTT G20, 50.000 Wisman Bakal Datang ke Indonesia
Pemerintah berupaya menjaga konektivitas global seperti logistik dengan rantai pasok yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional yang menjamin ketahanan rantai pasok, mengembangkan KEK untuk meningkatkan konektivitas antar pemangku kepentingan logistik, dan mengembangkan sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE).
Selain itu mendorong peningkatan logistik e-commerce dan inisiatif startup untuk berkolaborasi dalam logistik marketplace.
"Melalui implementasi berbagai kebijakan tersebut, kinerja perekonomian nasional saat ini kian menunjukkan penguatan yang terlihat dari tumbuhnya ekonomi sebesar 5,44 persen dibarengi dengan tingkat inflasi yang relatif moderat, serta neraca perdagangan yang terus menunjukkan kondisi surplus," imbuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News