JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan berdasarkan pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023) suhu udara pada tahun 2023 diprediksi lebih hangat dibandingkan rata-ratanya.
Meski begitu, Plt. Deputi Klimatologi, Dodo Gunawan menegaskan suhu udara yang diprediksi lebih panas di tahun 2023 mendatang ini kecil kemungkinan akan menyebabkan fenomena gelombang panas (heatwave).
 BACA JUGA:Mayat Perempuan Ditemukan Tergeletak di Kolong Tol Becakayu, Diduga Korban Pembunuhan
“Suhu pada tahun 2023 diprediksi lebih hangat dibanding rata-ratanya. Meski demikian, kemungkinan terjadinya fenomena gelombang panas (heatwave) di wilayah Indonesia sangat kecil,” ungkap Dodo dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (18/10/2022).
Dodo menjelaskan, fenomena gelombang panas sangat kecil berpotensi terjadi di Indonesia dikarenakan wilayah Indonesia dikelilingi oleh lautan yang lebih luas dari luas daratan dan memiliki kelembaban udara tinggi yang dapat berperan sebagai “radiator” atau pendingin. Sehingga sangat sulit terjadi heatwave di wilayah kepulauan Indonesia.
 BACA JUGA:Bikin Surat untuk Brigadir J, Bharada E: Saya Tak Memiliki Kemampuan Menolak Perintah Jenderal
Diketahui, gelombang panas merupakan fenomena aliran udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
“Fenomena ini terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah, akibat adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News