JAKARTA - Narapidana perkara terorisme Bom Bali, Ali Imron mengungkapkan kejadian di balik tragedi bom Bali yang terjadi 2002. Sebagai pelaku, dia mengaku aktif terlibat dalam proses peledakan Bom Bali.
Dia terlibat dalam perencanaan, pemetaan strategi, hingga eksekusi di lapangan. Dia mengakui itu sebagai tindakan yang paling berdosa di antara rekan timnya.
"Saya yang menerima pasokan bahan kimia yang disuplay dari Surabaya ke Denpasar, meracik bahan kimia menjadi bahan peledak, hingga yang merakit menjadi bom mobil, bom rompi dan bom tas jinjing," kata Ali dikutip dalam laman resmi MUI Digital, Minggu (16/10/2022).
Ali Imron mengatakan para pelaku Bom Bali merupakan alumni Akademi Militer Mujahidin Afghanistan. Gerakan ini dulunya melawan gerakan Komunis yang didukung Rusia mulai 1948 sampai 1996.
"Saya ini adalah angkatan ke-9 dari 12 angkatan Akmil Mujahidin Afghanistan. Beberapa rekan seangkatan saya juga terlibat dalam Bom Bali,"ujar dia.
Namun menurut pengakuannya, Bom Bali tidak terlepas dari program besar Jamaah Islamiyah (JI) yang memiliki afiliasi kuat dengan Negara Islam Indoneisa (NII) yang didirikan oleh Kartosoewirjo yang didirikan pada tahun 1949.
Yang jarang diketahui orang banyak, kata dia, Bom Bali sebenarnya bukan program JI. Ini merupakan rencana dan ide dua anggota JI yaitu Ali Imron, Mukhlas, dan senior Jamaah Islamiah Afghanistan yaitu Hambali.
Follow Berita Okezone di Google News