Share

5 Pahlawan yang Berasal dari Malang, Ada yang Hidup di 3 Masa Penjajahan

Risa Maharani Putri, MNC Portal · Jum'at 07 Oktober 2022 05:05 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 06 337 2681977 5-pahlawan-yang-berasal-dari-malang-ada-yang-hidup-di-3-masa-penjajahan-TEeYCobuKk.jpg Masa penjajahan Jepang (Foto: Mikeda History)

JAKARTA - Penjajahan yang dilakukan pasukan dari luar negeri berlangsung hampir di seluruh kota di Indonesia. Salah salah satu kota yang diduduki penjajah yakni Malang, Jawa Timur (Jatim). Akibat penindasan yang banyak terjadi di Malang, muncul tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengusiran penjajah di kota Malang. Berikut lima pahlawan yang berasal dari Malang.

1. Hamid Rusdi

Hamid Rusdi adalah salah satu pahlawan asal Malang, Jawa Timur. Ia lahir di Desa Sumbermanjing Kulon, Pagak, Kabupaten Malang pada tahun 1911. Hamid merupakan pahlawan tiga masa yakni penjajahan Belanda, Jepang, dan kemerdekaan. Hamid mulai ikut membela Indonesia saat kedatangan Jepang di Malang. Kehadiran Jepang pada tahun 1942 yaitu untuk membentuk militer Heiho, Seinendan, Keibodan, dan Djibakutai. Akan tetapi tidak hanya itu, Jepang juga melakukan tekanan fisik kepada rakyat Indonesia.

Baca juga: 5 Pahlawan dari TNI AL, di Antaranya Laksamana Muda John Lie

Hamid yang tidak terima, akhirnya berhenti dari pekerjaannya lalu menyusup ke Pembela Tanah Air (PETA). Ia mempersiapkan laskar bawah tanah untuk perlawanan terhadap Jepang. Laskarnya berhasil melucuti tentara Jepang di Malang.

 Baca juga: Pierre Tendean, Sosok Pahlawan yang Dikenal Ketampanannya

2. KH Masjkur

KH Masjkur lahir di Singosari, Malang pada 30 Desember 1902. Ia merupakan salah satu tokoh yang berperan langsung dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya. Masjkur adalah kyai yang pernah melakukan pendidikan militer era Jepang saat bergabung dengan PETA. Pada penjajahan Jepang kala itu, KH Masjkur menjadi anggota Syuu Sangi-Kai atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Posisinya itu digunakan Masjkur untuk mengeluarkan pendapat dan membela nasib rakyat Indonesia.

Setelahnya, ia bergabung menjadi bagian dari pengurus Badan Pembantu Prajurit (BPP). BPP merupakan organisasi yang bertugas untuk menghimpun data untuk keperluan tentara dan keluarga yang ditinggalkan. Pada akhir penjajahan Jepang, KH Masjkur bergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Kyai Masjkur juga sempat menjabat sebagai Menteri Agama pada periode Kabinet Amir Sjarifuddin II. Kemudian berlanjut hingga era Kabinet Hatta I.

Follow Berita Okezone di Google News

3. Abdul Manan Wijaya

Abdul Manan Wijaya adalah pahlawan yang ahli dalam mengatur strategi perang dengan kemampuan negosiasi yang andal. Pahlawan asal Malang ini lahir pada tahun 1915. Ia merupakan Brigadir Jenderal (Brigjen) di kesatuan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Abdul Manan terkenal memiliki ilmu keagamaan yang bagus karena sempat belajar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Ia bergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA) setelah menyelesaikan pendidikan pesantrennya. Sebutan santri masih sangat melekat pada diri Abdul meski sudah menjadi tentara aktif. Hal itu karena Abdul masih rutin berlangganan Suara NU dan Suara Ansor dari Surabaya. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kecamatan Pujon.

4. Ikhwan Hadi

Ikhwan Hadi adalah pahlawan yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Desa Ngaglik, Malang. Ada beberapa cerita tentang gugurnya Ikhwan Hadi ketika perang. Pertama, ia gugur ketika melawan pasukan Belanda di wilayah Gunungsari Bumiaji. Penyebab gugurnya saat itu yaitu ketika mengadang laju pasukan Belanda yang hendak memasuki wilayah Batu, Malang. Cerita lainnya menyebutkan bahwa Ikhwan gugur pada 10 November saat ikut berjuang dalam pertempuran di Surabaya. Ia juga merupakan pahlawan yang tergabung dalam Laskar Hizbullah.

5. Abdul Gani

Abdul Gani merupakan salah satu pahlawan asal Malang. Ia gugur saat menyerang Belanda di Desa Gunungsari, Kota Batu bersama 13 orang pejuang lainnya. Ada sumber lain mengatakan jika Gani gugur di Desa Kaliputih dalam keadaan mengenaskan. Jasad Gani diseret oleh kendaraan Belanda yang disopiri oleh serdadu Belanda bernama Mison. Gani menjadi pahlawan garda terdepan yang melawan penjajah kolonial. Untuk mengenang perjuangannya, nama Ahmad Gani diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Desa Ngaglik, Malang.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini