Share

Cara Inggit Redam Kesepian dan Tekanan Soekarno dalam Pembuangan: Aku Harus Pandai Mencumbunya

Rafika Putri, Okezone · Jum'at 16 September 2022 06:00 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 15 337 2668195 cara-inggit-redam-kesepian-dan-tekanan-soekarno-dalam-pembuangan-aku-harus-pandai-mencumbunya-5jD2xDlq07.jpg Inggit Ganarsih (Foto: ist)

JAKARTA – Soekarno telah berhasil menyusun naskah pembelaannya yang dibuat selama ini di dalam Penjara Banceuy. Naskah yang terbuat berkat bantuan Istrinya, Inggit Garnasih.

Selama ia menjenguk sang suami di penjara pasti membawa data serta dokumen untuk referensi suaminya dalam menyusun naskah pembelaan (pledoi) tersebut. Melewati sipir penjara yang menjaga ketat, Inggit berhasil mengelabui para sipir yang ada. Bahkan hasilnya telah dibacakan di Landraad Bandung pada 18 Agustus 1930.

Pengorbanan dan kesetiaan cinta Inggit sangat besar untuk Soekarno. Tidak hanya terlihat ketika sang suami berada didalam penjara tetapi ketika diluar juga. Ketika masa pembuangan di Ende dan Bengkulu bisa menjadi saksi gimana kesetiaan Inggit kepada Soekarno sangat besar.

Ia memiliki hak sebagai manusia untuk bebas memilih tidak mengikuti Soekarno ke pengasingan, tetapi Inggit pada saat itu lebih memilih untuk mengikuti suaminya. Cinta dan kesetiaan membuatnya memiliki tekad untuk menyertai suaminya dalam suka dan duka.

“.…. apakah artinya aku sebagai istrinya kalau suami dibuang dan aku tidak ikut dengannya? ... aku sudah tahu, meskipun tidak dikatakan berapa lama kami harus hidup dalam pembuangan, aku sudah harus siap untuk hidup di sana sampai ajal." Ucap Inggit, dikutip dalam buku Soekarno Fatmawati.

Inggit memiliki niat untuk mendampingi suaminya selama pengasingan dan akhirnya terwujud. Pada saat itu ia menjadi peredam dan tempat berteduh bagi Soekarno yang kesepian dan tertekan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dikarenakan Soekarno sedang dalam pembuangan membuat tidak bisa melanjutkan perjuangan untuk Indonesia. Soekarno merasa tertekan karena kesempatannya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya harus terhenti entah sampai kapan.

"Aku lalu mengajaknya keluar dari kesepian. Aku harus pandai mencumbunya supaya ia bebas dari tekanan-tekanan yang menimpa batinnya." ujar Inggit dalam buku tersebut. (wdi)

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini