SEBAGAI upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tokoh Indonesia tidak hanya mengutamakan perjuangan secara fisik saja melainkan juga non-fisik. Adapun upaya non-fisik yang dilakukan adalah dengan diplomasi.
Menurut Kamus Terminologi Hukum Internasional, diplomasi merupakan sebuah pengelolaan kegiatan suatu negara melalui hubungan resmi yang dilakukan dengan negara lain. Diplomasi dilakukan untuk mengupayakan kesejahteraan bangsa, menjaga perdamaian dan hubungan yang harmonis dalam rangka menjamin keamanan, ketenteraman, dan kehormatan.
Lalu, siapa saja tokoh Indonesia yang menjadikan diplomasi sebagai taktik perjuangan? Berikut merupakan tokoh-tokoh pemimpin perjuangan Indonesia.
1. Soekarno
Dalam buku yang berjudul Dunia dalam Genggaman Bung Karno yang ditulis Sigit Aris Prasetyo, dijelaskan mengenai taktik ampuh dari Soekarno dalam melakukan diplomasi persahabatan. Sang penulis buku mengatakan bahwa Soekarno merupakan tokoh besar yang berprinsip, serta merupakan negosiator, orator, dan konseptor yang ulung.
Dalam ucapannya itu, ia mengakui bahwa Soekarno dengan kemampuannya mampu berteman dengan pemimpin dari negara lain yang memiliki perbedaan ideologi, budaya, agama, dll. Pertemanan tersebut bukan hanya bersifat personal saja melainkan dapat menguntungkan Indonesia.
Salah satu diplomasi cerdas yang pernah dilakukan Soekarno adalah diplomasi kuliner yang dilakukan dalam pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA). Dalam pertemuan tersebut, Soekarno memanfaatkan situasi dengan baik bukan hanya untuk melakukan perundingan saja melainkan juga mempromosikan budaya kuliner nasional.
2. Mohammad Hatta
Meutia Hatta, putri proklamator Mohammad Hatta, pernah menyampaikan bahwa diplomasi yang dilakukan Mohammad Hatta selalu dilakukan atas dasar rasa cinta Tanah Air dan percaya diri. Salah satu perjuangan diplomasi yang dilakukan Mohammad Hatta adalah Konferensi Meja Bundar (KMB).
Saat itu meskipun Indonesia sudah merdeka, nyatanya kedaulatan negara Indonesia belum diakui dunia. Kemudian upaya diplomasi dipilih sebagai solusi untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain. Hingga pada tanggal 23 Agustus 1949, Konferensi Meja Bundar pun dilaksanakan di Den Haag dengan mengundang berbagai perwakilan negara.
Di sana Mohammad Hatta hadir sebagai ketua delegasi Republik Indonesia dan mengusahakan pengakuan Kerajaan Belanda atas kemerdekaan Indonesia.
3. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan gubernur DIY pertama dan sempat juga menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia. Dalam upaya memperjuangkan Indonesia, Hamengkubuwono IX juga memiliki peranan dalam membangun diplomasi dengan negara lain, yaitu Belanda.
Hubungan diplomasi dengan Kerajaan Belanda sebenarnya sudah dilakukan sejak masa Hamengkubuwono VIII dengan diplomasi yang bernama diplomasi budaya. Diplomasi ini memanfaatkan pendekatan secara budaya dengan Belanda dan dilakukan untuk menghadapi intervensi politik Belanda.
Follow Berita Okezone di Google News