JAKARTA - Benny Moerdani kerap melakukan lawatan ke sejumlah pesantren. Saat kunjungan tersebut, sang Jenderal kerap ditemani oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Misalnya sebulan setelah peristiwa Tanjung Priok, Benny ditemani Gus Dur melakukan safari ke sejumlah pesantren, termasuk ke Lirboyo, Kediri pada November 1984.
Situasi saat itu memang tengah panas. Kekerasan yang terjadi di Tanjung Priok, 12 September 1984 menorehkan luka bagi sebagian besar umat Islam.
Selebaran gelap bernada kebencian kepada pemerintah beredar mana-mana. Sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), Benny merasa perlu berbicara, khususnya kepada kalangan alim ulama.
Selain ke basis NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah, lawatan serupa dilakukan Benny ke Jawa Barat, Sumatera, dan Sulawesi Tengah. Hal itu sebagaimana dikutip dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap.
Pro-kontra kedatangan Benny Moerdani yang dianggap anti-Islam, terjadi di kalangan umat Islam, yang masih panas pasca-kasus Priok, termasuk di lingkungan internal NU.
"Seingat saya, perasaan tidak senang umat Islam kepada Benny itu kuat," ujar Salahuddin Wahid (Gus Solah), adik Gus Dur, akhir September 2014.
Nasib baik berpihak kepada Benny, hubungan Gus Dur-Benny sangat baik. Menurut Gus Solah, kakaknya mengagumi Benny meski berbeda pandangan. Keduanya sama-sama pluralis dan nasionalis. Mereka sudah berteman sejak 1970-an.
Gus Solah mengakui Gus Dur dan Benny Moerdani saling memanfaatkan. Benny butuh bantuan Gus Dur sebagai pembuka pintu.
Follow Berita Okezone di Google News