JAKARTA- Partai Persatuan Indonesia (Perindo) kembali menggelar webinar, bertajuk, "Pasca Reshuffle Kabinet, Bagaimana Format Koalisi untuk Capres 2024?".
Juru Bicara Partai Perindo Abdul Khaliq Ahmad mengatakan, dirinya mempunyai lima tesis terkait format koalisi Pilpres pada 2024 setelah reshuffle.
(Baca juga: Dibagikan Nasi Kotak di Jumat Berkah, Warga Jambi: Semoga Perindo Makin Maju)
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan ini juga mempunyai lima tesis atau pernyataan yang didukung argumen yang logis terkait pemetaan koalisi.
βYang pertama, koalisi atau kerja sama untuk pengususungan capres-cawapres itu sebuah keniscayaan,β kata Khaliq saat webinar Pasca Reshuffle Kabinet, Bagaimana Format Koalisi untuk Capres 2024?, Jumat (24/6/2022).
Hal ini kata dia mengacu kepada kontitusi yang berlaku, untuk bisa mengusung atau mengusulkan pasangan capres-cawapres itu harus diusulkan partai politik (parpol) atau gabungan parpol.
"Kalau dilihat konteks yang sekarang, yang bisa mengajukan secara tunggal itu baru PDIP karena perolehan suaranya cukup signifikan 22 persen," ucapnya.
Kemudian yang kedua, koalisi atau kerjasama di Indonesia kaitannya dengan capres-cawapres itu sangat dinamis, selanjutnya yang ketiga, koalisi parpol di Indonesia lebih banyak dibangun atas dasar kepentingan pragmatis dibanding dibangun atas dasar kesamaan platform perjuangan.
"Jadi ini suatu realitas politik yang kita rasakan pada hari ini sepanjang pencapresan yang ada di Indonesia," ujarnya.