JAKARTA - 6 fakta mengejutkan dari Susi Pudjiastuti akan dibahas dalam artikel ini. Susi Pudjiastuti, merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Perempuan yang gayanya nyentrik ini seringkali memberi perhatian lebih kepada masyarakat, ternyata ada beberapa fakta mengejutkan dari seorang Susi Pudjiastuti.
(Baca juga: Jatuh di Papua, Ini Identitas Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air)
1. Nama panggilan Susi Kodok
Susi Pudjiastuti memiliki nama panggilan unik dari masyarakat dan konsumennya yaitu "Susi Kodok". Julukan ini berasal dari usahanya pada produksi ikan nelayan Pangandaran yang melimpah sehingga menjadi pemasok ikan dan mendirikan pabrik pengolahan ikan.Selain itu, ia juga berbisnis Kodok yang didatangkan dari Cikampek. Karena usahanya ini pelan-pelan masyarakat luas mengenalnya sebagai Susi Kodok.
2. Memiliki banyak penghargaan
Meskipun Susi hanya memiliki ijazah terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun ia telah mendapatkan banyak penghargaan. Berikut beberapa penghargaan yang Susi raih:
a. “Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter” dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, 2005
b. Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
c. Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, by APEC, 2011
d. Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, by Governor of West Java, 2008
e. “Young Entrepreneur of the Year", by Ernst and Young Indonesia, 2005 dan banyak penghargaan lainnya.
3. Pernah menjadi DPO untuk bantu nelayan
Dilansir dari berbagai sumber, Susi bercerita mengenai pengalaman hidupnya sebelum menjadi menteri. Susi bercerita pernah menjadi daftar pencarian orang (DPO) Polres Sumatera Utara. Dia mengaku menjadi DPO karena ketahuan membawa lima ton solar dari Sumatera Utara ke Simeulue di Aceh untuk menghidupkan genset listrik disana.
4. Orang pertama tembus lokasi bencana tsunami Aceh
Dengan pesawat Cessna Caravan, Susi tercatat sebagai orang pertama dari luar Aceh yang pertama kali menembus lokasi tsunami. Pada 27 Desember 2004 atau sehari setelah tsunami besar bersama suaminya Christiant langsung terbang ke Aceh menggunakan pesawat pribadinya itu. Kedatangan bantuan Susi bahkan ini jauh lebih cepat dari pemerintah dan swasta yang lain.