MUHAMMAD Arif atau yang lebih dikenal Haji Darip adalah salah satu ulama yang melegenda. Nama Haji Darip tidak asing lagi bagi masyarakat Betawi di Jakarta Timur khususnya wilayah Klender. Selain sebagai ulama, ia dikenal sebagai pemimpin perlawanan terhadap Belanda dan Jepang.
Pria kelahiran Klender, Jakarta Timur pada 1986 ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan H.Kurdin dan Hj, Nyai.
Sebelum menjadi ulama, ia pergi ke Tanah Suci untuk memperdalam agama selama dua tahun. Selama di Tanah Suci, ia banyak bergaul dengan tokoh Islam dari berbagai negara. Selepas menimba ilmu di Tanah Suci, Haji Darip kembali ke Tanah Air.
 BACA JUGA:Kadisbud DKI Jelaskan Tokoh Betawi dan Jakarta Jadi Nama Jalan Karena Pertimbangkan Nilai Sejarah
Haji Darip mengawali perjuangannya dengan berdakwah di musala kecil yang saat ini menjadi masjid yang cukup megah yaitu Masjid Al Makmur yang terletak di wilayah Klender. Di Klender, ia bergabung dengan beberapa ulama setempat seperti KH Mursyidi dan KH Hasbiallah. Tak hanya menyiarkan syiar Islam, Haji Darip juga mengajarkan ilmu bela diri.
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Banten dan kemudian memasuki Kota Jakarta. Keadaan ini membuat Jakarta sulit untuk mendapatkan bahan pokok. Kesulitan ini juga dialami oleh hampir seluruh rakyat di Jakarta. Di tengah keadaan yang semakin mengkhawatirkan, Haji Darip mengambil tindakan. Ia memimpin masyarakat Klender serta mengumpulkan para jawara untuk melakukan perlawanan kepada Jepang.
 BACA JUGA:Anies Ganti Nama Jalan dengan Nama Tokoh Betawi, Ada Haji Bokir hingga Mpok Nori