Buku induk mahasiswa tersebut juga mencatat nilai Soekarno semasa kuliah di TH. Meski sempat cuti selama hampir satu tahun pada 1921, ia kembali melanjutkan pendidikannya pada tahun ajaran 1922/1923. “Nilai yang diperoleh tahun itu adalah 5,85. Kemudian tahun 1923/1924 adalah 6,75. Tahun ajaran 1925/1925 adalah 6,28 dan pada tahun 1925/1926 adalah 6,55,” ungkapnya.
Melalui buku induk mahasiswa TH, Soekarno ingin memperkuat keterangan bahwa dirinya dilahirkan di Kota Pahlawan. Selain itu, dalam sebuah buku yang ditulis oleh Cindy Adams mengisahkan otobiografi Soekarno. Buku itu berjudul Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, tertulis kisah tentang ayah dan asal usul tempat kelahirannya.
“Soekarno berkisah, ‘karena merasa tidak disenangi di Bali, Bapak kemudian mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk pindah ke Jawa. Bapak dipindahkan ke Surabaya dan disanalah aku dilahirkan’. Demikian kata Soekarno yang memperjelas tempat kelahirannya,”tutupnya.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut
(fmi)