Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) adalah kongsi dagang Hindia Timur yang muncul pada Maret 1609. Tak tanggung-tanggung, kekayaan yang dimiliki VOC mencapai 78 juta gulden atau setara dengan 7,9 triliun dolar AS. Jika dikonversikan ke rupiah dengan kurs 1 dolar AS Rp14.000, maka kekayaan VOC senilai Rp112,64 kuadraliun.
Namun, kongsi dagang ini harus pecah pada 31 Desember 1799 karena banyaknya persoalan internal yang mendera. Selama beroperasi, VOC memiliki tokoh-tokoh terkenal yang memberikan terobosan baru di Hindia Belanda. Berikut beberapa tokoh VOC yang terkenal di Indonesia.
Johan van Oldenbarnevelt
VOC tidak akan terbentuk apabila Johan van Oldenbarnevelt tidak menginisiasinya. Ia merupakan negarawan dan pendiri VOC di tahun 1609. Pria kelahiran Amersfoot, Belanda ini mempelajari ilmu hukum di Bourges, Louvain, dan Heidelberg. Melansir Britannica, Johan van Oldenbarnevelt menjadi advokat saat kembali ke Belanda dan bekerja di sebuah pengadilan yang terletak di Den Haag.
Terkait pendirian VOC, van Oldenbarnevelt kala itu berpikir untuk membuat sebuah asosiasi yang bisa menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan dagang Belanda. Apalagi ketika itu persaingan antara perusahaan dagang Belanda memang sangat panas terasa. Idenya pun terwujud dan VOC tumbuh sebagai salah satu perusahaan dagang terbaik dunia pada masanya.
Pieter Both
Tokoh VOC lain yang juga terkenal di Indonesia adalah Pieter Both. Jika Johan van Oldenbarnevelt adalah pendiri VOC, maka Both adalah Gubernur Jenderal pertama yang dimiliki VOC. Ia memimpin sejak tahun 1610 sampai 1614.
Mengutip jurnal bertajuk “Peranan Jan Pieterzoon Coen di Bidang Politik dan Militer Tahun 1619 – 1623”, Both lahir di Amersfoort, Belanda pada 1568. Ia didapuk sebagai pimpinan VOC usai menyelesaikan tugasnya sebagai perwira laut utama Hindia Belanda.
Both kemudian ditugasi untuk menciptakan sistem monopoli perdagangan. Hal itu dilakukan di kepulauan yang dimiliki Hindia Belanda dengan kerajaan Belanda. Ia juga mendirikan pos perdagangan di Banten.
Pada masa kepemimpinannya, Both melakukan perjanjian dengan warga di Pulau Maluku, menaklukkan Pulau Timor, dan mengambil alih Pulau Tidore. Sebelumnya, Both berhasil memukul mundur Spanyol dari pulau tersebut.
Saat masa jabatannya habis, ia kembali ke Belanda dan membawa empat kapal. Sayangnya, dua kapal, termasuk yang ia tumpangi, karam di perairan Maurits. Both tidak berhasil menyelamatkan diri dan tewas dalam peristiwa itu.