JAKARTA - Presiden Soekarno kerap merasa badannya lemas dan tak bernafsu jika dirinya tak bisa keluar dan bersatu bersama rakyat-rakyat jelata. Dia harus blusukan berputar-putar keliling kota.
Hanya dengan seorang ajudan berpakaian preman. Pakaian seragam dan peci hitam merupakan tanda pengenal Bung Karno. Namun, adakalanya pada malam hari, dirinya menukar pakaian, pakai sandal, pantalon dan kalau hari terlalu panas hanya memakai kemeja.
BACA JUGA:4 Tokoh Dunia yang Pernah Dipenjara, Ada Bung Karno!Â
Kemudian, dengan memakai kacamata bingkai tanduk, penampilan Bung Karno membuat orang pangling. Dirinya pun bisa berkeliaran tanpa dikenal orang.
Bung Karno melakukan hal tersebut karena ingin melihat kehidupan. Dirinya adalah kepunyaan rakyat dan harus melihat, mendengarkan dan bersentuhan dengan mereka.
Perasaan Bung Karno akan tenteram kalau berada di antara rakyat. Baginya, rakyat adalah roti-kehidupan. Dirinya mendengarkan percakapkan mereka, mendengarkan mereka berdebat, berkelakar dan bercumbu kasih.
Dengan begitu, Bung Karno merasakan kekuatan hidup mengalir ke seluruh batang tubuhnya. Naik mobil kecil tanpa tanda pengenal, kadang Bung Karno berhenti dan membeli sate di pinggiran jalan. Duduk seorang diri di pinggir trotoar dan menikmati jajanannya dari bungkus daun pisang.
BACA JUGA:Guncang Ribuan Massa di Kota Singa, Pekik Merdeka Bung Karno Bikin Singapura MeradangÂ
Baca Juga: KKP Pastikan Proses Hukum Pelaku Perdagangan Sirip Hiu Ilegal di Sulawesi Tenggara