PROBOLINGGO — Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sowan ke Ndalem Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, KH M Zuhri Zaini Kamis (19/5). Kedatangan Gus Yahya didampingi Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua PBNU Amin Said Husni.
“Saya mengenang dulu pernah di pesantren ini meski singkat hanya dua minggu,” kata Gus Yahya di hadapan KH Zuhri Zaini, Kamis (19/5).
Saat itu, pada tahun 1987, Gus Yahya sempat dikirim untuk mengikuti pelatihan manajemen pesantren yang digelar di Pesantren Nurul Jadid.
Dalam kesempatan ini, Gus Yahya juga menceritakan adanya beberapa pesantren meskipun tradisional namun digunakan untuk jangkar hubungan International.
“Pesantren Nurul Jadid ini bagian dari pilar tradisional Gus Dur untuk urusan International. Ada beberapa pesantren yang sering digunakan di antaranya Paiton dan Pati,” kata Gus Yahya.
Menurut Gus Yahya, jaringan International Gus Dur itulah yang kini bisa dinikmati NU. Gus Dur, terus membangun jaringan International bahkan hingga Gus Dur tidak lagi menjadi Presiden.
“Gus Dur itu membangun jaringan International hingga tahun 2008, baru dilanjutkan Paklek Mus (Gus Mus) dan mulai 2011 saya ikut dan keterusan sampai sekarang,” kata Gus Yahya.
Dalam kesempatan ini, Gus Yahya juga menceritakan pada KH Zuhri Zaini tentang agenda 100 tahun NU yang akan menggelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban. Dalam muktamar ini, salah satunya akan menggelar berbagai halaqoh yang akan dilakukan di pesantren Nurul Jadid Paiton.
“Menuju 100 tahun mau melakukan serial halaqoh intensif tentang fiqih peradaban mulai Juli mendatang,” kata Gus Yahya.