JAKARTA - Etnis Tionghoa konon sudah akrab mewarnai sejarah perjalanan Indonesia jauh sebelum kemerdekaan. Bahkan konon Sunan Ampel yang merupakan tokoh penyebar agama Islam juga berasal dari Tiongkok.
Sunan Ampel memiliki nama asli Bong Swi Hoo, yang merupakan cucu penguasa tertinggi di Campa Bong Tak Keng.
Konon Sunan Ampel atau Raden Rahmat datang ke Indonesia tanpa istri. Di Jawa ia lantas menikahi seorang perempuan Tionghoa peranakan pada tahun 1447, bernama Ni Gede Manila. Ni Gede Manila sendiri perempuan etnis Tionghoa yang sudah sejak lahir tinggal di Nusantara.
Dikutip dari buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu - Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari Prof. Slamet Muljana, Kamis (19/5/2022), Nyai Gede Manila merupakan putri bupati Wilatikta, yang juga kapten Cina Gan Eng Yu, yang berkedudukan di Tuban.
Sebelumnya ia berkedudukan di Manila, berdasarkan teori di atas maka Gan Eng Yu di Manila kawin dengan wanita setempat. Dari perkawinan itu dilahirkan Ni Gede Manila, yang merupakan perempuan peranakan Tionghoa.
Baca juga:Â Sinar Terang Terpancar dari Sunan Giri saat Bayi Ketika Dibuang ke Laut
Sosok lain keturunan Tionghoa yang terdapat dalam catatan sejarah perjalanan Indonesia di masa lampau yakni Raden Patah alias Jin Bun. Nama Jin Bun sendiri hanya terdiri dari dua suku yang berarti anak yang lahir dari hasil perkawinan antara etnis Tionghoa dengan orang pribumi.
Baca juga:Â Asal Mula Raden Rahmat Dijuluki Sunan Ampel
Pada Babad Tanah Jawi sendiri dikisahkan Raden Patah atau Jin Bun konon adalah keturunan China setelah pernikahan orang tuanya dengan pembesar Kerajaan Majapahit. Maka nama keluarga tidak biasa dicantumkan sebagai suku pertama. Pada masyarakat Tionghoa ia dikenal dengan namanya Jin Bun, tetapi pada masyarakat Jawa ia lebih dikenal sebagai Raden Patah.