JAKARTA - Pernyataan Budi Santosa Purwakartiko yang terkesan kurang senang jika mahasiswi berjilbab lolos seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) terus menuai kecaman. Kali ini dari Sekretaris Umum Institut Moderasi Indonesia (InMind), Fakhruddin Muchtar, Minggu (1/5/2022).
“Jika benar mengatakan demikian, tentu ini persoalan serius. Bagaimana bisa sebuah lembaga di bawah naungan negara, memilih tim yang justru berpotensi membelah bangsa?” ujarnya.
Fakhruddin memandang status di akun Facebook Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang telah dihapus tersebut jelas menjurus pada ujaran kebencian yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
“Salah satu potensi pemecah bangsa ini adalah ekstrimisme, tapi jangan anggap ektrem itu hanya ada di kanan. Ia berada di manapun dan pada siapapun yang menebar kebencian berbau SARA. Moderasi itu di tengah sebagai penengah, bukan berat sebelah,” terangnya
Lebih lanjut Fakhruddin memandang langkah yang dilakukan ITS dengan mengatakan bahwa apa yang disampaikan Budi Santosa tidak ada hubungannya dengan sikap kampus sudah sangat tepat.
“LPDP juga mestinya melakukan hal yang sama. Menyatakan sikap bahwa LPDP sama sekali tidak memiliki pandangan yang sama dengan Prof. Budi. Jika tidak, reputasi LPDP bisa jadi buruk di mata publik. Pernyataan sikap lembaga ini harus tegas,” tandasnya.
Seperti diketahui pada akun Facebook Budi Santosa Purwatiko sempat menuliskan tentang pengalamannya mewawancarai mahasiswa yang mengikuti beasiswa LPDP.
“Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5 persen sisi kanan populasi mahasiswa.