MELEMAHNYA Majapahit pasca ditinggal Pangeran Jimbun membuat Prabu Girindrawardhana dan para telik sandi atau intelejen kubu Kediri memata-matai keadaan Majapahit.
 (Baca juga: Kerajaan Majapahit Kembali Melemah Usai Ditinggal Pangeran Jimbun)
Jika sewaktu waktu keadaan Majapahit sudah terlena dan lemah, maka Prabu Girindrawardhana bersama kubu Kediri hendak menyerang lagi ke Trowulan.
Ibarat dian yang tak pernah padam, Prabu Girindrawardhana terus berbenah secara intensif. Ia memerintahkan supaya para prajurit yang terluka diobati hingga sembuh.
Sedangkan prajuritnya yang sehat terus digembleng dengan semangat yang menyala-nyala. Selain itu, Raja Kediri terus melakukan perekrutan secara besar-besaran dari kalangan para pemuda desa untuk dijadikan sebagai prajurit Kediri.
Setelah itu mereka dilatih secara ekstra ketat dan dibangkitkan semangatnya untuk mencapai cita-cita Prabu Girindrawardhana menjadi penguasa tunggal di bumi Nusantara, sebagaimana ditulis buku Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit.
Sementara, Prabu Brawijaya V sendiri lebih banyak berkonsentrasi secara ke dalam, yakni lebih banyak melakukan perenungan dengan melakukan peribadatan melalui semadi dengan sikap yoga sebab keadaan Sang Baginda Raja sudah sepuh.
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP