JAKARTA - Dalam penyerangannya kali ini, Prabu Gerindrawardhana atau Prabu Brawijaya V menggunakan siasat gaya tinju "hit and run" (memukul lalu berlari). Strategi seperti itu tentu membuat lemah markas pertahanan benteng Majapahit.
Menurut buku 'Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit'. Tumenggung Supa yang menjadi manggalayuda Majapahit benar benar kewalahan menghadapi serangan demi serangan prajurit Kediri seperti itu.
Meskipun Majapahit telah mendapat bantuan tenaga personel prajurit dan logistik bahan makanan dari para adipati dan tumenggung dari daerah-daerah, namun tetap kewalahan.
Baca juga:Â Â Serang Majapahit, Raja Kediri Gunakan Strategi Hit and Run
Bagaimana tidak, karena ketika prajurit Kediri menyerang Majapahit, kebanyakan prajurit Majapahit sedang bersantai-ria. Mereka, para prajurit Majapahit itu, barangkali memang tidak bersalah lantaran mereka tidak mengetahui kapan prajurit Kediri akan menyerang Majapahit.
Baca juga:Â Â Diserang Kediri, Sabda Palon Endus Ada Kelemahan dalam Kerajaan Majapahit
Tumenggung Supa menuturkan, Prabu Girindrawardhana dibantu oleh seorang telik sandi yang hebat. Telik sandi memiliki arti seorang mata-mata atau intelejen.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut