JAKARTA - Masalah sampah masih menghantui Indonesia hingga saat ini. Menurut laporan Indonesia National Plastic Action Partneship bulan April 2020, setiap tahun ada sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia yang menumpuk. 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton dari total tumpukan sampah tersebut diketahui mencemari sungai, danau dan laut.
Persoalan sampah tersebut tentunya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Lingkungan yang penuh sampah sangat berpotensi untuk memicu terjadinya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, seperti wabah disentri, diare, tifus, dan leptospirosis.
Anak menjadi kelompok rentan yang berpotensi mengalami dampak terburuk dari hal ini. WHO mencatat setiap tahunnya terdapat milyaran balita yang mengalami diare dan ratusan ribu diantaranya meninggal akibat diare. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 314 kematian balita akibat diare pada 2019.
Pengelolaan sampah secara tepat, seperti memilah sampah organik dan anorganik, merupakan salah satu cara efektif dalam menangani beban sampah dan mengurangi dampak lingkungan. Bahkan, hadirnya program bank sampah, mengelola sampah juga dapat meningkatkan pendapatan.
Soleha (36), warga Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara, sehari-hari mengayuh sepedanya untuk mengambil tabungan sampah dari para “nasabah”. Soleha menjabat sebagai sekretaris dari Bank Sampah Kenanga yang berlokasi di RW 04 Semper Barat.
"Saya tidak punya sepeda motor, jadi pakai sepeda supaya bisa masuk gang dan sambil olahraga,” ujar Soleha.
Soleha tergerak untuk membuat lingkungannya berubah, termasuk untuk mengubah kebiasaan masyarakat. Itulah mengapa, ia rela berkontribusi banyak dalam aksi di Bank Sampah Kenanga. Bank Sampah Kenanga sendiri merupakan salah satu bank sampah dampingan proyek Phinla Wahana Visi
Didanai oleh pemerintah Jerman (BMZ), proyek PHINLA fokus dalam pengelolaan sampah yang tepat agar mengurangi dampak buruk sampah terhadap lingkungan dan masyarakat. WVI bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam memberikan edukasi terkait pengelolaan sampah, menggaungkan kampanye perubahan perilaku, serta memberikan pendampingan dalam mengelola bank sampah.