JAKARTA - Ketua DPP Perindo Bidang Perempuan dan Anak, Ratih Gunaevy menjelaskan maraknya tindakan kekerasan seksual yang mengarah pada korban, tidak hanya anak dan perempuan, namun juga laki-laki dikhawatirkan dapat menjadi pelaku yang bertindak sama. Kondisi predator seksual, bagi Ratih, dikarenakan kurangnya tindakan penyelesaian bagi korban kekerasan seksual.
Wakil Ketua Umum Kartini Perindo ini menyampaikan hal demikian saat diwawancarai pada podcast aksi nyata Perindo. Ratih menilai latar belakang predator seksual juga menjadi bagian dari fenomena gunung es kasus kekerasan seksual.
"Ini seperti fenomena gunung es, yang dilaporkan saja tidak berarti menjadi gambaran banyaknya kasus kekerasan seksual yang seharusnya kita tangani. Latar belakang pelaku kekerasan seksual juga jarang diperhatikan oleh kita semua," ujar Ratih, Minggu (20/3/2022).
Ratih menilai pengalaman masa kecil anak-anak yang pernah mengalami kekerasan seksual, kurang diperhatikan dan ditangani sehingga berpotensi mengubah korban menjadi pelaku. Bagi Ratih ini model lingkaran setan yang terus menerus menjadikan isu kekerasan menjadi tetap marak di Indonesia.
"Tidak pernah ada penyelesaian bagi korban kekerasan seksual, seperti terapi atau perlindungan, sedangkan korban mengalami kekerasa seksual terus menerus. Ini motif umum yang terjadi pada predator seksual di Indonesia," katanya.
Oleh karena itu Ratih bersama Perindo tetap memperjuangkan payung hukum pelarangan kekerasan seksual guna mencegah berlangsungnya perilaku yang biadab tersebut. Dia pun berharap agar Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk segera disahkan agar memberikan efek jera pada pelakunya.